Daftar Pekerjaan dengan Risiko Gangguan Kesehatan Mental Tertinggi

Daftar Pekerjaan dengan Risiko Gangguan Kesehatan Mental Tertinggi

Daftar Pekerjaan dengan Risiko Gangguan Kesehatan Mental Tertinggi-Pinterest -

7. Pekerjaan Guru

Profesi menjadi seorang guru merupakan tugas yang cukup berat. Guru harus menghadapi berbagai macam tantangan, termasuk dinamika hubungan dengan orang tua siswa dan perilaku nakal dari siswa itu sendiri. 

Tekanan untuk memberikan pendidikan berkualitas sambil menghadapi situasi yang seringkali tidak terduga dapat menyebabkan stres dan tekanan emosional yang tinggi bagi para guru.

8. Teknisi

Teknisi listrik dan pipa air adalah contoh lain dari profesi yang sering kali menghadapi risiko gangguan kesehatan mental. Mereka bekerja tanpa memperdulikan kondisi cuaca atau waktu, dan seringkali mendapatkan upah yang relatif kecil. 

Ketidakpastian pekerjaan, tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang ketat, dan kurangnya penghargaan atas pekerjaan mereka dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang signifikan.

9. Pekerja Kantoran

Rutinitas sehari-hari bekerja di kantor dapat menjadi melelahkan dan membosankan bagi sebagian orang. Pekerja kantoran rentan terhadap depresi, terutama ketika mereka sering berhadapan dengan politik kantor dan tuntutan yang tinggi. 

Menurut studi risiko depresi pada pekerja kantoran mencapai sekitar 8,1 persen. Tekanan dari pekerjaan yang monoton dan interaksi sosial yang kompleks di tempat kerja dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental bagi para pekerja kantoran.

BACA JUGA:6 Cara Menjaga Kesehatan Mental Mahasiswa Saat Proses Skripsi, Tips dan Strategi yang Efektif

BACA JUGA:5 Gangguan Kesehatan Mental Lansia Paling Berbahaya, Mengenali dan Mengatasi Tantangannya

10. Tentara atau Militer

Anggota militer rentan terhadap depresi. Faktanya, risiko depresi pada anggota militer mencapai sekitar 14 persen setelah ditugaskan. Angka ini mungkin lebih tinggi lagi mengingat kondisi yang sulit yang sering mereka hadapi. 

Mereka sering kali kesulitan mencari dukungan moral, terutama ketika mereka ditempatkan di daerah konflik yang jauh dari keluarga dan tanpa akses yang memadai ke layanan kesehatan mental. 

Dalam menghadapi risiko gangguan kesehatan mental di tempat kerja, penting bagi individu dan organisasi untuk menyediakan dukungan psikologis, pelatihan kesehatan mental, dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung bagi semua individu. (wan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: