20 Guru Besar, Alumni, Mahasiswa dan Tendik di Unsoed Kutuk Pengkhianat Demokrasi

20 Guru Besar, Alumni, Mahasiswa dan Tendik di Unsoed Kutuk Pengkhianat Demokrasi

PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID - Sebanyak 20 guru besar, alumni, mahasiswa dan tenaga pendidikan (tendik) di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melakukan deklarasi didepan gedung rektorat, Rabu (7/2/2024). 

Mereka yang tergabung dalam aliansi Laskar Poetra Soedirman tersebut menggugat Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar bersikap netral dalam pelaksanaan kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Diketahui hal tersebut berbeda dibanding dengan sikap Rektor Unsoed, Profesor Ahmad Shodiq yang sebelumnya beredar di media sosial dan siaran media dalam bentuk video mendukung pemerintahan Presiden Jokowi. 

BACA JUGA:Cipayung Plus dan BEM Perguruan Tinggi se Kabupaten Cilacap Ikrar Untuk Pemilu Damai 2024

Koordinator Laskar Poetra Soedirman, Profesor Hibnu Nugroho mengatakan, gerakan tersebut ialah bentuk perlawanan dan keprihatinan atas situasi politik menjelang proses pemungutan suara. 

"Kita memperhatikan kondisi di lapangan. Kita sebagai Poetra Laskar Soedirman tidak boleh diam. Sehingga berkumpul disini. Hari ini Rabu Wage kalau menurut istana hari baik," kata Prof Hibnu, Rabu (7/2/2024).

Dijelaskan, terdapat sejumlah keresahan yang muncul melihat sikap presiden dalam beberapa waktu terakhir ini.

BACA JUGA:Debit Air Tinggi, Warga Tetap Nekat Jaring Ikan Dekat Bendung Slinga

"Keresahan saat ini kalau kita lihat kan pertama kita itu krisis keteladanan, moralitas kemudian penegakkan hukum yang 'tidak maksimal'. Kita lihat angka korupsi itu anjlok 40. Dalam sejarah pemerintahan itu sesuatu yang luar biasa. Jadi bagaimanapun nantinya pemerintah siapapun kedepannya kayanya harus betul-betul evaluasi bagaimana kondisi ini berjalan dengan baik," jelasnya. 

Sehingga sebagai Laskar Poetra Soedirman memandang, jika hal tersebut dibiarkan maka akan berpotensi melahirkan gerakan reformasi dari masyarakat. 

Untuk itu, pemerintah saat ini diminta kembali ke koridor sebelumnya.

BACA JUGA:Masyarakatl Diminta Ikut Pelihara Infrastruktur Desa

"Jangan sampai terjadi reformasi jilid 2. Ini makanya kita berkumpul mengingatkan pemerintah untuk tetap pada koridor sehingga rakyat tenang. Panganan murah coba beras sekarang Rp 16 ribu, mahal itu," bebernya.

Menurutnya, pemerintah saat ini dinilai tidak netral. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: