Warga Sikapat Demo Tolak Hasil Seleksi Perangkat Desa, Soroti Dugaan Politik Dinasti
Puluhan warga Desa Sikapat protes atas hasil tes P3D di depan Balai Desa Sikapat, Kecamatan Sumbang Banyumas, Senin (19/5/2025). Mereka menilai hasil seleksi syarat akan kecurangan.-DIMAS PRABOWO/RADARMAS-
BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID – Puluhan warga Desa Sikapat, Kecamatan Sumbang, menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Desa setempat, Senin (19/5/2025), sebagai bentuk protes terhadap hasil seleksi Penyaringan dan Penjaringan Perangkat Desa (P3D).
Aksi dimulai sejak pagi hari dengan membawa spanduk dan banner yang berisi penolakan terhadap dugaan kecurangan dalam proses seleksi.
Spanduk bertuliskan "Warga Sikapat Menolak Politik Dinasti", "Batalkan Hasil Tes P3D", hingga "Politik Dinasti Ciderai Demokrasi" dibentangkan di halaman kantor desa. Sebuah banner besar bertuliskan "Warga Desa Sikapat Bersama BPD Menolak Proses dan Hasil Ujian P3D, Warga Bersatu untuk Sikapat Maju #Batalkan Hasil Ujian P3D" menjadi pusat perhatian aksi.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sikapat, Nislam, mengatakan, pihaknya mencium adanya kejanggalan sejak hari pelaksanaan ujian P3D. Menurutnya, hasil ujian yang langsung meloloskan empat peserta dinilai tidak wajar, apalagi hanya ada empat formasi yang tersedia.
BACA JUGA:Sejumlah Tokoh di Purbalingga Kecam Aksi Anarkis Saat Demo di Semarang
“Salah satu kejanggalannya adalah ditemukannya 15 soal muatan lokal yang diklaim tidak dibuat oleh panitia. Anehnya, soal-soal tersebut justru muncul saat ujian berlangsung. Hal ini menimbulkan dugaan adanya kebocoran soal,” ungkap Nislam.
Ia juga menyebut menerima sejumlah aduan dari peserta yang tidak lolos serta warga yang mendesak agar ujian diulang. Namun, hingga kini belum ada tanggapan dari panitia maupun pemerintah desa.
Kecurigaan warga juga diperkuat oleh kesaksian Suseno, salah satu warga yang ikut memantau proses seleksi. Ia menyebut ada indikasi manipulasi nilai yang terjadi selama ujian berlangsung.
“Pada menit ke-13 dari total waktu 120 menit, sudah ada peserta yang mencatatkan nilai 64 dari 100 soal. Itu berarti rata-rata mengerjakan satu soal hanya dalam 12 detik. Mustahil tanpa ada bocoran,” ujarnya.
BACA JUGA:Sumanto Sesalkan Insiden Bentrok Aksi Demo May Day di Semarang
Lebih lanjut, Suseno menuding bahwa keempat peserta yang lolos merupakan keluarga dekat dari Kepala Desa Sikapat. Salah satunya, Restu, disebut sebagai anak kandung Kepala Desa, sementara tiga lainnya, yakni Andri, Rohman, dan Muksin, disebut sebagai keponakan.
“Yang lolos semuanya punya hubungan darah. Dari 12 peserta, hanya empat yang lolos, dan semuanya keluarga. Ini mencederai demokrasi dan mencerminkan praktik politik dinasti,” tambahnya.
Warga bersikukuh menuntut agar hasil seleksi P3D dibatalkan, dilakukan ujian ulang, serta panitia diganti untuk menjamin transparansi dan keadilan dalam proses seleksi perangkat desa.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Desa Sikapat, Teguh Waluyo SIP, menyatakan bahwa pemerintah desa menghormati aspirasi warga. Namun ia menegaskan bahwa keputusan sepenuhnya ada di tangan Kepala Desa.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


