24 Desa di Purbalingga Memiliki Jumlah Stunting Tertinggi

24 Desa di Purbalingga Memiliki Jumlah Stunting Tertinggi

Aris Wibowo, Kepala Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial Bapelitbangda Kabupaten Purbalingga, saat memaparkan materi.-DOK. ADITYA/RADARMAS-

PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Tahun 2022, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PURBALINGGA menemukan 24 desa dengan jumlah stunting tertinggi.

Yakni, dengan rata-rata prevalensi stunting 25,79 persen.

Hal itu diungkapkan oleh Aris Wibowo, Kepala Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pembangunan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Purbalingga.

BACA JUGA:Dampak Bansos, Harga Telur Ayam Ras Meroket

"Pada Tahun 2022 di bulan Mei, ditemukan 24 desa dengan stunting tertinggi. Sehingga 24 desa tersebut akan ditetapkan menjadi lokus penanganan stunting di tahun 2023," ujarnya.

Namun demikian, karena ketidakstabilan pengisian E-PPGBM yang dijadikan dasar dalam penentuan lokus DAK Air Minum dan Sanitasi.

Maka jumlah desa lokus bertambah menjadi 57 desa.

BACA JUGA:Kecelakaan di Banjarnegara, Pajero Sport Tabrak PickUp dan Truk Tangki

Dia menjelaskan, desa lokus bahwa di Kabupaten Purbalingga menjadi lokus penanganan stunting pasa tahun 2018 dan 2018 sebanyak 10 desa.

Kemudian naik di tahun berikutnya menjadi 30 desa di tahun 2020.

Tahun 2021 naik menjadi 40 desa. Yakni terdiri dari 30 desa yang ditangani pada tahun 2020 ditambah 10 desa di tahun 2021.

BACA JUGA:Wah, Kebaya Merah Bikin Heboh di Selanegara Sumpiuh, Ini Aksinya

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Bambang Sucipto mengungkapkan, strategi nasional percepatan penurunan stunting diatur dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2021.

Dia menjelaskan, penurunan stunting menggunakan metode penanganan Covid-19, agar kasus stunting bisa tuntas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: