Panen 2.000 Ton di Kalibening Diwarnai Ancaman Hama, Petani dan Pemerintah Siapkan Gropyokan Massal
Petani saat panen raya di Blok Sindu, Kalibening, Banjarnegara.-Heri Misanto untuk Radarmas-
BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Petani di Blok Sindu, Kecamatan Kalibening, boleh bersyukur usai menuntaskan panen raya dengan hasil melimpah.
Sekitar 2.000 ton gabah berhasil dipanen dari lahan seluas 400 hektare yang tersebar di enam desa meliputi Gununglangit, Sirukun, Karanganyar, Bedana, Kalibening, dan Sikumpul. Namun di balik capaian itu, kekhawatiran soal hama tikus mengintai musim tanam berikutnya.
Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kalibening, Heri Misanto, menjelaskan bahwa hasil panen tahun ini cukup stabil meski sempat dihadang gangguan hama pada fase awal pertumbuhan padi.
“Serangan tikus muncul saat fase vegetatif, belum masuk masa pembuahan. Jadi tidak sampai mengganggu produktivitas. Kami lakukan pengendalian dengan umpan racun dan penyemprotan, dan hasilnya cukup efektif,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (19/6/2025).
BACA JUGA:Panen Melimpah, Petani Khawatirkan Harga
Rata-rata produktivitas mencapai sekitar 5 ton per hektare, angka yang masih tergolong ideal untuk wilayah pegunungan seperti Kalibening.
Namun, menurut Heri, ancaman hama tidak bisa diabaikan begitu saja. Ia mengungkapkan bahwa enam desa penghasil padi tersebut akan menggelar gropyokan atau perburuan tikus secara serentak setelah masa panen selesai.
“Gerakan massal ini akan kami lakukan bersama Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Banjarnegara. Tujuannya untuk membersihkan area persawahan dari sarang dan populasi tikus sebelum masa tanam berikutnya dimulai,” jelasnya.
Langkah ini menjadi bagian dari pendekatan proaktif dalam pertanian berkelanjutan, terlebih Kalibening dikenal sebagai salah satu sentra produksi padi di Banjarnegara. Jika tidak dikendalikan sejak dini, populasi hama bisa melonjak dan memicu gagal panen di musim mendatang.
Sukses panen ini sekaligus menjadi pengingat bahwa keberhasilan pertanian tak hanya bergantung pada cuaca dan varietas unggul, tetapi juga strategi mitigasi yang tepat di lapangan. Bagi petani Kalibening, pertempuran berikutnya bukan lagi memanen, tapi memastikan tanah mereka bebas dari hama yang bisa merusak musim tanam selanjutnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


