Menumbuhkan Kewirausahaan Masyarakat Melalui Bahan Olahan Kelor sebagai Pencegahan Stunting
Kegiatan pengabdian masyarakat Poltekkes Semarang mengolah daun kelor di Desa Sokaraja Kidul.-Poltekkes Semarang untuk Radarmas-
Penulis:
Aris Fitriyani, S.Kepn Ns, MM
PENGABDIAN masyarakat Program Pengembangan Kewirausahaan (PKK) adalah salah satu dari program dalam rangka Tri Darma Perguruan Tinggi yang telah dilakukkan sebagai program PENGABDIAN masyarakat telah dilaksanakan di Desa Sokaraja Kidul, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas pada bulan September 2024 yang diketua oleh Aris Fitriyani, S.Kepn Ns, MM beserta team dosen Maisje Marlyn Kuhu, SKM, MPH, DR. Dina Indrati, DS, Skep, Ns, MKep Sp. Mat, Supadi, Skep, Ns, MKep sp KMB beserta team mahasiswa Safira Surya Amasta, Hesty Puspita Sari, dan Andini Hilda Almandita.
Pengabdian masyarakat ini terlaksana berdasarkan Surat Keputuab Direktur Polteknik Kesehatan Semarang Kementrian Kesehatan Semarang Nomor : HK.02.03/6.1/2856/2024 yang dinyatakan lulus seleksi dan mendapatkan bantuan biaya anggaran dari DIPA Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang anggaran tahun 2024 dengan topik menumbuhkan kewirausahaan masyarakat melalui bahan olahan Kelor sebagai pencegahan stunting.
Stunting, masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan nutrisi, masih menjadi tantangan di Indonesia dan berdampak pada pertumbuhan, kognitif, serta produktivitas generasi mendatang. Pencegahannya memerlukan kolaborasi banyak pihak, termasuk pemberdayaan masyarakat melalui kewirausahaan berbasis pangan lokal seperti kelor.
Mengapa Kelor?
Kelor (Moringa oleifera) adalah tanaman kaya nutrisi seperti protein, vitamin, kalsium, dan zat besi yang mendukung pertumbuhan anak dan mencegah stunting. Kandungan zat besinya dua kali lebih banyak dari bayam, dan kalsiumnya tiga kali lebih tinggi dari susu, menjadikannya pilihan nutrisi yang ekonomis dan berkualitas.
Program Pengembangan Kewirausahaan: Bakso dan Nugget Kelor
Dalam rangka pengabdian kepada masyarakat dan upaya pemberdayaan ekonomi lokal, Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK) memfokuskan pada pengolahan kelor menjadi produk-produk pangan yang diminati masyarakat, seperti bakso dan nugget kelor. Kedua produk ini dipilih karena familiar di kalangan masyarakat Indonesia dan memiliki potensi pasar yang tinggi.
Langkah-Langkah Program
Pelatihan dan Penyuluhan Nutrisi
Program dimulai dengan pelatihan mengenai pentingnya kelor sebagai sumber nutrisi untuk pencegahan stunting. Para peserta mendapatkan pengetahuan dasar tentang gizi, kandungan nutrisi kelor, serta manfaatnya bagi kesehatan, khususnya bagi anak-anak.
Workshop Pembuatan Bakso dan Nugget Kelor
Workshop diadakan untuk memberikan keterampilan praktis kepada masyarakat dalam mengolah daun kelor menjadi bakso dan nugget yang berkualitas. Langkah-langkah ini meliputi teknik mencampur kelor dengan daging dan bahan lain, tips pengolahan yang tepat, serta pengetahuan tentang higienitas produksi.
Pendampingan Kewirausahaan
Para peserta juga diberikan pendampingan untuk memahami aspek kewirausahaan, mulai dari perencanaan bisnis, manajemen keuangan sederhana, hingga strategi pemasaran yang bisa dilakukkan dengan menggunakan media sosial atau melalui toko online dan tekhnik packeging agar lebih menari.
Pendampingan ini bertujuan agar masyarakat dapat menjual produk mereka secara efektif dan berkelanjutan.
Pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB)
Untuk memperkuat basis produksi dan pemasaran, peserta diharapkan dapat melakukkan pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) misalnya dengan pembentukan di dasawisma, RT atau RW. Kelompok ini diharapkan dapat menjadi wadah kolaborasi, berbagi pengalaman, dan saling mendukung dalam mengembangkan usaha bakso dan nugget kelor.
Dampak Program
Program Pengembangan Kewirausahaan berbasis olahan kelor ini diharapkan dapat memberikan dampak positif, baik dari segi ekonomi maupun kesehatan, bagi masyarakat setempat:
Peningkatan Ekonomi
Dengan menjual produk olahan kelor, masyarakat memiliki sumber pendapatan tambahan, sehingga perekonomian mereka dapat terbantu.
Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Makanan Bergizi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: