Pengabdian Masyarakat Stimulasi Perkembangan Psikososial untuk Meningkatkan Identitas Diri pada Remaja
Kegiatan sosialisasi di SMPN 1 Sokaraja.-Poltekkes Semarang untuk Radarmas-
Oleh:
Ruti Wiyati, S.Kep.Ns.M.Kep; Asrin MN; Ulfah Agus Sukrilah, S.K ep.MH
Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang
MASA remaja dan dewasa muda merupakan masa dalam rentang kehidupan yang dipenuhi dengan berbagai perubahan dan dinamika. Mulai dari perubahan secara fisik-biologis dari seorang anak menuju orang dewasa, yang secara natural membawa perubahan atau bahkan gejolak secara psikologis. (Desmita, 2005)
Perubahan-perubahan yang dialami oleh para muda ini secara natural sudah membawa dinamika gejolak, tampaknya bertambah pada era ini. Tuntutan sosial semakin tinggi, situasi juga semakin kompleks.
Kesibukan atau kondisi sosial ekonomi orang tua, tekanan atau tuntutan pendidikan dan perubahan gaya hidup dapat memicu terjadinya kebingungan dan stres; yang jika tidak teridentifikasi dan tidak tertangani dapat mengarah pada terjadinya suatu ganguan kejiwaan.
WHO menyatakan bahwa separuh dari gangguan kejiwaan dimulai dari usia sekitar 14 tahun akan tetapi sebagian besar kasus tidak terdeteksi dan tidak tertangani.
Depresi merupakan kasus banyak dialami oleh orang muda, yang apabila tidak tertangani dapat mengarah pada terjadinya bunuh diri.
Penggunaan alkohol dan obat-obat terlarang, perilaku seks dan perilaku berisiko (seperti misalnya dalam mengendarai kendaraan) dan juga obesitas yang disebabkan karena pola perilaku makan yang tidak tepat juga merupakan isu-isu kesehatan mental yang banyak dialami oleh orang muda.
Tugas perkembangan yang penting bagi remaja adalah terbentuknya identitas diri. Perkembangan identitas diri menjadi dasar bagi masa remaja dan aspek sentral bagi kepribadian sehat yang merefleksikan kesadaran diri dan sistem keyakinan pribadi
Kemajuan teknologi di satu sisi tanpa disadari justru merupakan penghambat kematangan perkembangan sosial dan emosi seseorang. Kemajuan teknologi informasi tidak dapat dipungkiri banyak memberikan kemudahan dan keuntungan, namun ternyata juga membawa dampak-dampak negatif apabila tidak disikapi secara arif.
Akses ke dunia maya dengan segala fasilitas dan aktivitasnya, menjalin jejaring sosial, bermain game yang berlebihan akan menyita waktu yang sebenarnya masih dibutuhkan orang muda untuk terus beraktivitas dan mengembangkan dirinya dengan kegiatan-kegiatan yang nyata.
Pada saat ini para ahli semakin menyadari kebijakan dan pengaturan dalam menggunakan teknologi canggih ini semakin dibutuhkan.
Electronic Screen Syndrome, Internet Addiction Disorder, Internet Gaming Disorder adalah beberapa kondisi yang sudah dianggap sebagai gangguan kejiwaan yang disebabkan oleh ketidak-tepatan penggunaan teknologi informasi.
Sosialisasi dan edukasi tentang penggunaan teknologi informasi dan audio visual electronic devices secara aman dan bijak perlu dilakukan secara gencar. Hawari, D (2007)
Pencegahan terjadinya gangguan kejiwaan pada remaja dan orang muda perlu diawali dengan pemahaman yang benar dan langkah yang tepat.
Peran pemerintah menjadi sangat sentral untuk mendorong upaya investasi jangka panjang yang sangat menentukan bagi kokohnya bangsa ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: