Banner v.2
Banner v.1

Ubah Sampah Jadi Solar, Kolaborasi Inspiratif PNM dan Bank Sampah Banjarnegara

Ubah Sampah Jadi Solar, Kolaborasi Inspiratif PNM dan Bank Sampah Banjarnegara

Kolaborasi PNM Cabang Banjarnegara dan Bank sampah Banjarnegara.-Pujud Andriastanto/Radar Banyumas-

BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Plastik yang selama ini menjadi biang kerok pencemaran lingkungan, kini justru menjadi bahan bakar masa depan. Di Banjarnegara, sebuah inovasi muncul dari kolaborasi PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Bank Sampah Banjarnegara: mengubah limbah plastik menjadi solar.

Langkah ini bukan sekadar program CSR atau ajang bersih-bersih. Inisiatif ini menunjukkan bagaimana persoalan lingkungan bisa dikonversi menjadi solusi energi alternatif yang konkret dan bernilai ekonomi.

Mawantyo Nugroho, Pemimpin Cabang PNM Banjarnegara, mengatakan bahwa kegiatan ini bukan hanya bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PNM, tetapi juga upaya nyata mendorong perubahan pola pikir masyarakat terhadap sampah.

“Kami ingin mendorong masyarakat, termasuk karyawan kami, untuk mulai memilah sampah dari rumah. Mulai membiasakan prinsip 3R: reduce, reuse, recycle. Karena nyatanya, sampah bisa punya nilai ekonomi,” ungkap Mawantyo, Kamis (12/6/2025).

BACA JUGA:Kapasitas Usaha Nasabah PNM Berkembang, PNM Fasilitasi Studi Banding Nasabah di Purwokerto

Yang dilakukan PNM bukan sebatas kampanye. Mereka melibatkan langsung lebih dari 900 karyawan untuk mengumpulkan sampah plastik yang kemudian disalurkan ke Bank Sampah Banjarnegara di Desa Wanadadi. Sampah-sampah itu lalu diproses menjadi solar bahan bakar yang bisa dimanfaatkan kembali.

Lebih menarik lagi, program ini juga melibatkan ibu-ibu nasabah PNM Mekaar yang biasa hadir dalam Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM). Setiap minggu, mereka membawa hasil pengumpulan sampah plastik untuk disetor ke bank sampah.

“Ibu-ibu bisa menambah pemasukan dari sampah yang tadinya dianggap tak berguna. Ini bukan cuma soal kebersihan, tapi juga soal pemberdayaan ekonomi,” tambah Mawantyo.

Langkah ini sejalan dengan target ambisius Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan: pengolahan 100% sampah di tahun 2025. Sampah plastik sendiri tercatat sebagai penyumbang kedua terbesar setelah sisa makanan.

Program ini juga menyasar pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam isu lingkungan dan pengentasan kemiskinan.

Konversi sampah plastik menjadi solar jelas bukan solusi instan bagi krisis energi, tapi langkah kecil seperti ini memberi sinyal kuat: energi terbarukan bisa dimulai dari komunitas local bahkan dari tumpukan sampah. (*/ads)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait