Tekan Aksi Premanisme, Polisi Intensifkan Patroli di Lokasi Vital Banjarnegara
Polres Banjarnegara saat melakukan patroli pasar di Kabupaten Banjarnegara.-Polres Banjarnegara Untuk Radarmas -
BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Premanisme kembali menjadi sorotan di Banjarnegara. Untuk merespons keresahan masyarakat terhadap aksi pemalakan, pungli, hingga intimidasi yang kerap terjadi di area publik, jajaran Polres Banjarnegara meningkatkan intensitas patroli di sejumlah titik strategis.
Operasi ini menyasar pasar tradisional, toko emas, pusat pertokoan, hingga lokasi-lokasi yang selama ini dinilai rawan digunakan untuk tindak kejahatan jalanan.
“Premanisme bukan hanya meresahkan, tetapi juga mengganggu iklim investasi dan ketertiban umum. Ini yang kami antisipasi,” tegas Kapolres Banjarnegara, AKBP Mariska Fendi Susanto, Sabtu (17/5/2025).
Ia menjelaskan, patroli bukan sekadar kehadiran fisik polisi, melainkan juga sarana dialog langsung dengan masyarakat. Polisi aktif berdialog dengan juru parkir, petugas keamanan, hingga warga sekitar. Dalam komunikasi itu, masyarakat diminta untuk tidak ragu melaporkan tindakan pemerasan atau intimidasi.
BACA JUGA:Finalisasi Musyawarah Pendirian Koperasi Desa Merah Putih di Banjarnegara Rampung Hari Ini
“Kami imbau warga, terutama di lokasi rawan seperti pasar dan toko emas, agar waspada terhadap aksi pemalakan. Segera laporkan jika menemukan kejadian tersebut,” katanya.
Operasi yang berlangsung sejak 12 Mei hingga 31 Mei 2025 ini merupakan bagian dari Operasi Kepolisian Kewilayahan ‘Aman Candi-2025’. Patroli dilakukan pada jam-jam rawan dengan fokus pada tindakan preemtif, preventif, dan represif.
“Targetnya adalah semua bentuk gangguan, dari potensi hingga gangguan nyata seperti pengeroyokan, pemerasan, juru parkir liar, hingga balap liar dan penyalahgunaan obat-obatan,” ujar Mariska.
Ia juga menegaskan bahwa operasi ini penting untuk menjaga stabilitas keamanan dan kenyamanan warga Banjarnegara. “Premanisme ini nyata dampaknya. Bukan hanya menciptakan rasa takut, tapi juga merusak iklim usaha dan investasi di daerah,” imbuhnya. (jud)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


