Benarkah Trauma Masa Kecil Berisiko Terkena Gangguan Mental
![Benarkah Trauma Masa Kecil Berisiko Terkena Gangguan Mental](https://radarbanyumas.disway.id/upload/0f654392175005f3b99e5d79e2b838a6.png)
Benarkah Trauma Masa Kecil Berisiko Terkena Gangguan Mental?-Pinterest -
RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Trauma masa kecil, atau dikenal sebagai gangguan stres pasca-trauma (PTSD), adalah pengalaman yang menyedihkan yang dialami individu pada masa kecil mereka dan bisa menjadi faktor risiko terkena gangguan mental.
Trauma masa kecil bisa muncul dalam berbagai bentuk, termasuk kekerasan fisik, pelecehan seksual dan kehilangan orang yang dicintai yang menimbulkan rasa trauma, tidak berdaya, atau kewalahan.
Salah satu faktor yang memengaruhi risiko trauma masa kecil adalah lingkungan keluarga. Perilaku disfungsional atau tidak sehat dari pengasuh, seperti orangtua, dapat menjadi pemicu utama trauma pada anak-anak.
Trauma masa kecil dapat meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan mental di kemudian hari. Maka penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan dampak trauma masa kecil dan memperkuat sistem dukungan bagi individu yang telah mengalami trauma tersebut.
Dampak Trauma Masa Kecil terhadap Kesehatan Mental
1. Merasa Takut Ditinggalkan
Trauma masa kecil dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan mental seseorang di usia dewasa. Salah satu contoh nyata adalah rasa takut ditinggalkan, yang dapat menghasilkan berbagai perilaku dan pola pikir yang tidak sehat.
BACA JUGA:Tips Mengatasi Gangguan Kesehatan Mental karena Masalah Keluarga
BACA JUGA:Mengenal Ciri-Ciri Terkena Gangguan Kesehatan Mental Anxiety
Anak-anak yang diabaikan oleh pengasuh mereka cenderung memiliki ketakutan mendalam akan ditinggalkan ketika mereka dewasa. Meskipun seringkali ketakutan ini tidak disadari oleh individu tersebut.
Contoh konkret dari dampak takut ditinggalkan ini adalah ketidaknyamanan yang dirasakan saat pasangan meninggalkan mereka sendirian, bahkan dalam situasi yang seharusnya tidak menimbulkan kecemasan.
Misalnya, mereka mungkin merasa gelisah jika pasangan mereka pergi sendirian. Selain itu, dalam situasi konflik, ketakutan ini dapat membuat mereka merasa tidak tenang jika pasangan meninggalkan ruangan.
Ketakutan akan ditinggalkan juga seringkali berdampak pada hubungan interpersonal, di mana individu dapat menjadi sangat posesif atau menunjukkan tingkat kecemburuan yang tidak proporsional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: