Menjaga Kesehatan Mental Anak Broken Home

Menjaga Kesehatan Mental Anak Broken Home

Beberapa cara menjaga kesehatan mental pada anak broken home. -Fahma Ardiana-

Selain masalah psikologis, anak-anak dari keluarga berantakan juga berisiko mengalami buruknya prestasi sekolah. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2019 menemukan, anak-anak dari keluarga yang bercerai lebih mungkin memiliki masalah akademis.

Sementara anak-anak dari keluarga dengan kemungkinan perceraian lebih tinggi memiliki kemungkinan lebih besar untuk memiliki masalah akademis yang sama.

Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak Broken Home

Orang dewasa yang menjadi korban perceraian orang tuanya di masa kanak-kanak, cenderung mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan. Mereka memiliki risiko perceraian yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa yang tumbuh dalam keluarga utuh.

Untuk mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan mental anak yang keluarganya terganggu, orang tua dapat menjaga kesehatan mental anak broken home sebagai berikut:

1. Menjaga hubungan yang sehat

Meski sudah bercerai, usahakan jalin komunikasi positif dengan mantan pasanganmu. Suasana yang tenang dan konflik yang minim akan membantu anak lebih menyesuaikan diri dengan perceraian.

Hubungan yang sehat antara orang tua dan anak juga terbukti membantu meningkatkan harga diri dan meningkatkan prestasi akademik setelah perceraian.

2. Disiplin mendidik anak

Penelitian menunjukkan bahwa disiplin yang efektif setelah perceraian dapat mengurangi kenakalan remaja dan meningkatkan prestasi akademik. Aturan dan konsekuensi sesuai usia dapat diterapkan.

3. Mengawasi perkembangan anak

Orang tua hendaknya memperhatikan dengan baik kegiatan dan lingkungan pergaulan anak. Anak-anak yang terus mendapat perhatian orang tua yang memadai memiliki risiko lebih rendah mengalami penyalahgunaan zat dan memiliki prestasi akademik yang buruk.

4. Membantu anak merasa aman

Takut ditinggalkan dan khawatir akan masa depan dapat menyebabkan gangguan kecemasan pada anak. Untuk mencegahnya, Anda dapat meluangkan waktu bersama anak, mendengarkannya, dan menghargai ekspresi emosinya. Dengan cara ini, anak merasa dicintai dan aman oleh orang tuanya.

5. Cari bantuan profesional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: