Anak Memiliki Teman Khayalan, Normal atau Tidak?

Anak Memiliki Teman Khayalan, Normal atau Tidak?

Anak Memiliki Teman Khayalan-Freepik-

BACA JUGA:7 Rahasia Sukses Menghadapi Anak Malas Belajar, Orangtua Wajib Tahu!

BACA JUGA:7 Cara Mendidik Anak agar Tidak Nakal Terhadap Teman, Jangan Dikerasi

Biasanya, anak-anak mulai membentuk satu atau lebih kawan khayalan sejak usia 2,5 tahun dan bisa bertahan dalam periode berminggu-minggu atau bahkan bertahun-tahun. 

Namun, tidak perlu cemas. Pasalnya, mayoritas anak mengerti bahwa teman khayalan mereka hanyalah imajinasi belaka dan tidak nyata.

Teman khayalan ini secara tidak langsung dapat memberikan hiburan dan juga dukungan kepada anak. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa memiliki teman khayalan merupakan bentuk bermain yang sehat dan membawa beragam manfaat untuk pertumbuhan anak, seperti:

  1. Membangun kemampuan sosialisasi anak
  2. Meningkatkan tingkat kreativitas anak
  3. Membantu anak dalam mengelola emosi
  4. Membantu anak memahami situasi
  5. Mendukung anak dalam menghadapi konflik di sekitarnya

BACA JUGA:Cara Orang Tua Menghadapi Anak yang Sudah Remaja dan Mulai Tertarik dengan Lawan Jenis

BACA JUGA:6 Cara Membangun Mental Anak yang Kuat dan Tangguh

Selain itu, memantau interaksi anak dengan teman khayalannya juga bisa membantu orang tua dalam memahami ketakutan dan kesukaannya. 

Sebagai contoh, jika kawan khayalannya membuat anak takut akan adanya monster di bawah tempat tidur, mungkin anak juga merasakan ketakutan serupa.

Walau begitu, orang tua juga harus waspada terhadap situasi yang patut diperhatikan antara anak dan teman khayalannya. 

Berikut adalah beberapa tanda bahwa memiliki teman khayalan tidak lagi dianggap normal bagi anak:

  1. Anak tidak memiliki teman atau kehilangan minat dalam berinteraksi di dunia nyata
  2. Anak terlihat takut terhadap teman khayalannya dan mengeluh karena teman khayalannya enggan pergi
  3. Anak bersikap nakal dan kasar, lalu menyalahkan teman khayalannya atas tingkah lakunya
  4. Anak menunjukkan tanda-tanda menerima kekerasan fisik, seksual, atau emosional

BACA JUGA:7 Cara Mencegah Anak Berkelahi di Sekolah

BACA JUGA:Cara Mendidik Anak yang Hiperaktif

Ketika anak memiliki teman khayalan, penting bagi orang tua untuk menyikapinya dengan bijak dan penuh pengertian. 

Pertama-tama, orang tua perlu menerima keberadaan teman khayalan anak sebagai bagian dari perkembangan kreativitas dan imajinasi anak. Dorong anak untuk berbagi tentang teman khayalannya dengan terbuka, sehingga Anda dapat lebih memahami dunia imajinatif mereka. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: