Kuat Waluyo (55) Senang Gamelan Sejak Kecil

Kuat Waluyo (55) Senang Gamelan Sejak Kecil

SANGGAR. Kuat Waluyo dengan sanggar Sekar Dewi miliknya -AAM JUNI/RADARMAS-

Kini Punya Sanggar Sendiri Untuk Uri-uri Gamelan 

Menenangkan. Begitulah kesan pertama kali Kuat Waluyo (55) mendengarkan gamelan saat masih kecil. Alunan gamelan yang menurutnya lembut itu, jadi salah satu alasan ia jatuh hati dengan gamelan. Saat ini ia sudah punya sanggar sendiri. Namanya sanggar Sekar Dewi. Akronim dari Seni Karawitan Desa Wiradadi. 

AAM JUNI, Purwokerto

Soal kecintaannya terhadap gamelan ia mengaku, ada andil besar orang tuanya. Terutama sang ayah. Yang menurutnya sangat mencintai gamelan. 

BACA JUGA:Mayat Wanita Yang Ditemukan di Tobong Bata Pliken Ternyata Sudah Bersuami

"Saya dibesarkan dari karawitan. Orang tua saya hobi main karawitan pernah punya gamelan, punya dua set," ujarnya. 

Karena harganya mahal, maka belinya tidak sekaligus. Mencicil. Sedikit demi sedikit. 

"Punya uang beli saron, punya uang lagi beli demung. Baru lengkap setelah bertahun-tahun," ujarnya. 

BACA JUGA:Tahun 2023, Angka Kriminalitas di Kabupaten Purbalingga Naik

Untuk bisa membeli gamelan ia sebut, ayahnya mesti 'berdarah-darah'. Berbagai pekerjaan sampingan pun rela dilakoni dari mulai menjadi tukang jahit, sol sepatu, hingga pangkas rambut. 

"Baru komplit gamelannya di tahun 77. Tahun 80 dijual ke perangkat laku 350 ribu. Ada keuntungan secara ekonomi. Dan masih bisa memainkan gamelan punya sendiri di balai desa, saya kenal gamelan itu saya kelas 3 SD usia 9 tahun. Saya belajar gamelan punya orang tua," ucapnya. 

Meski sudah dijual, ia masih bisa bermain gamelan, karena gamelan kepunyaan orang tuanya dijual ke pemerintah desa. 

BACA JUGA:Sempat Kabur, Tersangka Penganiayaan di Desa Cipawon Akhirnya Ditangkap Polisi

"Saya senang gamelan. Waktu SMP kelas 1 tahun 81, saya ikut eskul karawitan SMP N 2 Sokaraja. Terus begitu ikut eskul, saya tamat SMP mendaftar sekolah waktu itu tidak berminat di SMA. Dulu walaupun senang karawitan daftar di SPG, ingin jadi guru dan mengabdikan diri mengajar. Disana dengar-dengar ada gamelan, tetapi tidak diterima," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: