Sejarah Nopia Hingga Jadi Oleh-Oleh Khas Banyumas dan Purbalingga

Sejarah Nopia Hingga Jadi Oleh-Oleh Khas Banyumas dan Purbalingga

Sejarah Nopia Hingga Jadi Oleh-Oleh Khas Banyumas dan Purbalingga-spektakel.id-

RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Nopia telah sukses menjadi jajanan khas yang banyak diburu oleh wisatawan. Sejarah nopia hingga jadi oleh-oleh khas Banyumas dan Purbalingga tentu cukup panjang.

 

Saat ini kita dapat dengan mudah menikmati nopia. Sensasi menggigit yang begitu khas menjadi daya tarik tersendiri.

 

Tak heran jika outlet oleh-oleh baik di Banyumas maupun Purbalingga banyak terparkir bus besar berisi wisatawan dari luar kota yang hendak membeli nopia.

 

Berikut informasi mengenai sejarah nopia hingga jadi oleh-oleh khas Banyumas dan Purbalingga yang telah Radarmas rangkum dari berbagai sumber;

 

BACA JUGA:Kue Nopia Banyumas: Kue Tradisional dengan Rasa Khas Banyumas

BACA JUGA:Rombongan Wisatawan Jepang Datangi Kampung Nopia Desa Pekunden

 

Sejarah Nopia Hingga Jadi Oleh-Oleh Khas Banyumas dan Purbalingga

 

 

Nopia merupakan kue kering yang terbuat dari tepung terigu yang di dalamnya berisi adonan gula jawa. Bentuk nopia sendiri yaitu bulat namun ada bagian sisi yang rata seolah jadi dudukan dari nopia sendiri.

 

Sejarah nopia diperkenalkan pertama kali oleh keluarga keturunan etnis Tionghoa pada 1880-an. Pada versi awal dari makanan ini menggunakan isian daging babi atau juga bawang goreng.

 

Seiring berjalannya waktu, ada modifikasi mengenai bahannya yang disesuaikan dengan bahan baku halal asli Jawa, yakni gula merah dan bawang merah goreng.

 

Nopia yang terus menjadi primadona masyarakat sukses menjadi peluang usaha hingga banyak yang turut memproduksinya. Minimal mereka untuk camilan sendiri sehingga tak harus beli.

 

BACA JUGA:Mayoritas Perajin di Kampung Nopia Tidak Memiliki NPWP

BACA JUGA:Tugu Gentong Kampung Nopia Ditambah Ikon Api, Agar Mirip Aslinya

 

Banyumas sendiri memiliki kampung Nopia yang bernama Nopia Mino di  rt 3/ rw 4, desa Pekunden, kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas.

 

Lokasinya tidak jauh dari alun-alun Banyumas. Kalian juga bisa melihat langsung proses dari pembuatan nopia karena desa tersebut sudah berbasis wisata home industri yang sudah diresmikan sejak Juli 218.

 

Tujuan dari adanya desa wisata home industri tersebut tentu untuk meningkatkan pendapatan masyarakat setempat karena secara ekonomi sangat terbantu.

 

Bergeser ke Purbalingga, pabrik nopia rumahan sudah ada sejak tahun 1940-an dengan merk Nopia Asli yang didirikan oleh Ting Ting Siang. Pada awalnya Ting Ting Siang tidak memiliki merk pada produknya itu.

 

BACA JUGA:Tugu Gentong Kampung Nopia Ditambah Ikon Api, Agar Mirip Aslinya

BACA JUGA:Menparekraf Sandiaga Uno Berkunjung ke Kampung Nopia,

 

Pada akhirnya di tahun 1950 ketika usaha tersebut diturunkan kepada anaknya yang bernama Ting Lie Liang (Sudibyo Adrianto), merk Nopia Asli diresmikan.

 

Merk lengkapnya namun menjadi Nopia Asli Ting Lie Liang. Variasi rasanya juga sudah beragam yakni ada coklat, nanas, dan durian.

 

Saat ini, nopia merk Nopia Asli Ting Lie Liang dilanjutkan oleh sang anak atau cucu dari pembuat nopia pertama tersebut yang bernama Matius Hirawan Andrianto, sejak 1990 hingga saat ini.

 

Menariknya, dapur masak Nopia Asli masih original sejak awal usaha berdiri. Cara memasaknya juga masih tetap konsisten dengan berbagai alat tradisional.

 

BACA JUGA:Pokja Kampung Nopia Lembur Renovasi Ruang Gentong? Menjelang Kedatangan Juri ADWI 2023

BACA JUGA:Sandiaga Uno Bakal Diajak Nempel Nopia di Gentong

 

Menggunakan tungku panggang berbentuk menara yang dipanggang dengan suluh pelepah daun kelapa yang dipercaya dapat menjaga konsistensi rasa.

 

Tungku tersebut dipanaskan terlebih dahulu dengan membakar suluh blukang di bagian dalam. Setelah dirasa cukup, bara suluh blukang diambil dan bagian dalam tungku dibersihkan.

 

Kemudian adonan siap masak ditempel ke dinding tungku. Suhu yang terlalu tinggi akan membuat nopia gosong, sementara suhu yang kurang panas akan membuat adonan tidak mau menempel.

 

Hal tersebut merupakan bukti dari sebuah nopia memiliki value yang cukup tinggi karena tidak sembarang orang dapat membuatnya.

 

Pada akhir bulan Oktober 2021 lalu, ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek).

 

Sebab itulah sejarah nopia hingga menjadi oleh-oleh khas Banyumas dan Purbalingga harus terus dijaga agar tidak diklaim oleh daerah lain. (okt/*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: