Anak Penyandang Thalasemia Masih Jadi Korban Bullying di Lembaga Pendidikan

Anak Penyandang Thalasemia Masih Jadi Korban Bullying di Lembaga Pendidikan

Audensi pengurus POPTI Cabang Purbalingga dengan DPRD Purbalingga di Ruang Rapat Paripurna. (ADITYARADARMAS)--

 

Selain itu, dia juga meminya ada perhatian khusus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga terhadap penderita Thalasemia, untuk bisa mandiri. Yakni, dengan memberikan pelatihan kerja sesuai dengan bakat dan minatnya.

 

Kabid Yankes Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupateb Purbalingga dr Sulistya Rini mengungkapkan, pihaknya akan lebih mengintensifkan skrining di Puskesmas.

 

BACA JUGA:Pertanyakan Pembangunan Talud, Puluhan Warga Desa Brecek Datangi Balai Desa

BACA JUGA:Sepekan Terakhir, Volume Sampah di Purbalingga Meningkat, Ini Penyebabnya

 

"Selama ini, skrining sudah kami jalankan di Puskesmas. Ke depan akan lebih kami intensifkan lagi. Namun, membutuhkan dukungan dari lintas sektoral, untuk mencegah bertambahnya penderita Thalasemia di Purbalingga," ujarnya.

 

Salah satunya adalah melakukan skrining pra nikah. Dimana sebelum menikah pasangan harus melakukan skrining medis. Terutama untuk potensi penyakit Thalasemia.

 

Sehingga, tidak terjadi adanya dua pasien Thalasemia mayor yang menikah. Karena hal itu akan menghasilkan keturunan yang menderita penyakit Thalasemia.

 

Wakil Ketua DPRD Purbalingga Adi Yuwono menambahkan, pihaknya merasa miris adanya anak pasien Thalasemia yang menjadi korbam bullying di lembaga pendidikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: