Dindik Banyumas Bakal Lakukan Kajian Pembentukkan Sekolah Satu Atap

Dindik Banyumas Bakal Lakukan Kajian Pembentukkan Sekolah Satu Atap

Kepala Seksi Kurikulum SD Dindik Banyumas Muhamad Robani.-AAM JUNI RESTINO/RADARMAS-

PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID  - Tahun ini Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, bakal melakukan kajian untuk menjadikan dua SMP yaitu SMP N 3 Wangon dan SMP N 3 Lumbir menjadi sekolah satu atap. Bulan depan baik dari bidang SD, SMP,  di Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas akan mulai melangkah untuk melakukan perencanaan.

"SD 3 Cikakak ke SMP 3 Wangon diharapkan akan menjadi sekolah satu atap. Lalu SMP 3 Lumbir dengan SD N 2 Dermaji, nanti kepala sekolahnya satu. Yang membawahi satu SMP dan SD," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Joko Wiyono melalui Kepala Seksi Kurikulum SD Muhamad Robani.

Ia menambahkan, dalam beberapa tahun terakhir kondisi dua SMP tersebut memang terus dilakukan pemantauan. Faktor lokasi menjadi salah satu penyebab, dua SMP itu tidak bisa menyerap siswa dari daerah lain.

BACA JUGA:Sekolah Satu Atap SD dan SMA Dinilai Positif

"Setelah dipelajari beberapa tahun, dua SMP ini justru tidak berkembang. Secara kepegawaian, efektifitas dan efisiensinya kurang," ucapnya.

Meski baru rencana ia menjelaskan, besar kemungkinan rencana tersebut akan terealisasi. Meski begitu, harus ada beberapa langkah yang mesti dilakukan mulai dari survei, kajian, hingga penyusunan regulasi.

"Saya pernah datang ke sana ke sekolah itu, saya kira tidak ada penolakan. Ini sedang wacana. Perlu kajian matamg, harapannya bisa terwujud di tahun depan," tuturnya.

BACA JUGA:Dindik Banyumas Rencanakan Kembalikan Status Satu Atap untuk SMP N 3 Lumbir dan SMP N 3 Wangon

Dengan menjadi sekolah satu atap menurutnya akan memberikan banyak kemudahan. Yang pertama, secara jarak akan lebih dekat.

"Lalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dari segi pembiayaan lebih efisien," terangnya.

Proses pembentukkan sekolah satu atap ia katakan, paling lama membutuhkan waktu satu tahun. Diharapkan pada saat tahun ajaran baru sudah ada institusi pendidikan yang bisa diakses oleh warga setempat. (aam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: