Lima KK dengan Jumlah 18 Jiwa Terisolir, Akibat Tanah Longsor di Desa Jingkang

Lima KK dengan Jumlah 18 Jiwa Terisolir, Akibat Tanah Longsor di Desa Jingkang

BPBD bersama warga, relawan, TNI dan Polri tengah melaksanakan kerja Bhakti di longasi longsor.-BPBD Purbalingga untuk Radarmas-

PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Sebanyak lima Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah warga 18 jiwa, di Desa Jingkang, Kecamatan Karangjambu, Kabupaten Purbalingga, terisolir. Hal itu diakibatkan bencana tanah longsor yang terjadi di desa tersebut, Selasa, 21 Januari 2025.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga Prayitno mengatakan, sebanyak lima KK tersebut berada di wilayah RT 6, RW 2, Dukuh Menganti, Desa Jingkang, Kecamatan Karangjambu.

"Longsor disebabkan oleh curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah desa tersebut," katanya kepada Radarmas, Selasa, 21 Januari 2025.

Dia menyebutkan, sejumlah warga tersebut terisolir karena akses jalan satu-satunya yang menghubungkan wilayah tersebut, dengan Dukuh lainnya tertutup material longsor.

BACA JUGA:Tanah Longsor Terjadi di Desa Jingkang dan Desa Sirau, Aktivitas Warga Terhambat

BACA JUGA:Rumah Sekitar Aman, Kerugian Longsor di Dukuh Sipetung Desa Siwarak Capai Rp 25 Juta

Dia menambahkan, warga bersama TNI, Polri, BPBD dan relawan sudah melaksanakan kerja bakti untuk membersihkan material longsor.

"Sementara akses jalan sudah bisa dilalui oleh warga. Tapi hanya untuk jalan kaki, kendaraan masih belum bisa lewat," tambahnya.

Rencananya untuk penanganan lanjutan akan dilakukan setelah berkoordinasi dengan pihak terkait. Terutama untuk perbaikan akses jalan yang rusak akibat tertimbun tanah longsor.

Dia mengungkapkan, pihaknya sudah memberikan bantuan logistik untuk warga yang terisolir. Yakni sebanyak lima paket untuk lima KK yang terisolir akibat bencana tanah longsor tersebut.

BACA JUGA:Dukuh Sipetung Desa Siwarak Kembali Dilanda Longsor, 1 Rumah Terdampak

BACA JUGA:Longsor di Karangjambu, Tiga Rumah dan Talud Pengaman Bangunan TK Rusak

Berdasarkan informasi yang diterima Radarmas, sebelum dilakukan pemberian material longsor, warga harus berusaha payah keluar dari wilayah dukuhnya.

Mereka harus berjalan di pinggir longsoran untuk bisa mengakses wilayah luar dukuh. Bahkan sejumlah anak yang akan bersekolah di pusat desa harus digendong oleh pria dewasa, agar bisa melewati longsoran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: