Suhu di Dieng Turun ke 0 Derajat, Embun Es Muncul Pagi Ini

Suhu di Dieng Turun ke 0 Derajat, Embun Es Muncul Pagi Ini

Embun yang membeku di Komplek Candi Arjuna.-PUJUD/RADARMAS-

BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Fenomena embun es kembali muncul di Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara. Pagi tadi, Senin (16/9/2024), suhu udara di kawasan tersebut turun hingga 0 derajat Celsius, menciptakan embun beku di sekitar Candi Arjuna.

Menurut alat ukur suhu di kawasan Dieng, suhu mulai turun drastis sejak sore hari, Minggu (15/9).

Pada pukul 17.07 WIB, suhu tercatat 11 derajat Celsius dan terus menurun hingga mencapai 3,93 derajat Celsius pada pukul 22.15 WIB. Puncaknya, suhu mencapai 0 derajat Celsius pada pukul 05.10 WIB pagi tadi.

Penurunan suhu yang ekstrem ini mengakibatkan embun yang biasanya muncul di permukaan rumput sekitar Kompleks Candi Arjuna berubah menjadi lapisan es.

BACA JUGA:Peselam Muda Banjarnegara Raih Perunggu di PON 2024

BACA JUGA:Hujan Mulai Guyur Banjarnegara, Delapan Desa Masih Kekeringan

Namun, embun es yang terbentuk pagi ini terbilang lebih tipis dibandingkan dengan fenomena serupa yang pernah terjadi sebelumnya.

"Iya, tadi pagi ada embun es. Embun yang ada di rumput sekitar Kompleks Candi Arjuna membeku, tapi memang tipis," ujar Sri Utami, Kepala UPT Dieng, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara.

Fenomena embun es di Dieng biasanya terjadi pada bulan Juli hingga September, saat suhu udara mencapai titik terendah. Namun, beberapa hari terakhir Dieng sempat diguyur hujan, menyebabkan embun tidak membeku. 

"Kemarin sempat hujan, jadi tidak ada embun es. Tapi sekarang sudah mulai terasa dingin lagi dan embun es muncul pagi ini," tambah Sri.

BACA JUGA:BPBD Banjarnegara Peringatkan Dampak Hujan Lebat di Musim Kemarau

BACA JUGA:KPU Banjarnegara: Dua Bakal Paslon Dinyatakan Sehat Usai Pemeriksaan Kesehatan

Meskipun embun es ini sering menjadi kekhawatiran para petani Dieng, karena dapat merusak tanaman, fenomena ini justru menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Embun es, atau yang dikenal oleh warga setempat sebagai "bun upas," selalu dinantikan oleh pengunjung yang ingin melihat fenomena langka ini di negara tropis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: