Embun Es di Dieng Menjadi Daya Tarik Bagi Wisatawan, Namun Menjadi Ancaman Bagi Petani

Embun Es di Dieng Menjadi Daya Tarik Bagi Wisatawan, Namun Menjadi Ancaman Bagi Petani

Fenomena munculnya embun es di komplek Candi dataran tinggi Dieng. -PUJUD/RADARMAS-

BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Dalam tiga hari terakhir sejak Minggu (28/7/2024) hingga Selasa (30/7/2024), embun es atau embun upas kembali muncul di dataran tinggi Dieng menarik perhatian wisatawan yang penasaran dengan fenomena alam ini. Suhu di kawasan tersebut beberapa kali mendekati titik beku. Bahkan sempat mencapai minus 1,7 derajat Celsius, membuat embun yang menempel di tumbuhan membeku menjadi es.

Kepala UPT Wisata Dieng Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara, Sri Utami menyatakan bahwa embun es telah muncul berturut-turut sejak hari Minggu sampai Selasa. 

"Embun es ini menarik banyak wisatawan, terlihat dari peningkatan okupansi penginapan hingga 80 persen dari hari biasa," ujarnya, Rabu (31/7/2024).

Embun es yang sering muncul di sekitar kompleks Candi Arjuna dan lapangan sekitarnya, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Kondisi ini kemungkinan akan terus terjadi hingga puncak musim kemarau.

BACA JUGA:Pemkab Banjarnegara Siapkan Tim Khusus Atasi Kekeringan

BACA JUGA:Ribuan Warga Banjarnegara Tumpah Ruah Meriahkan Gramak Iwak di Sungai Gintung

Namun, fenomena ini membawa dampak negatif bagi para petani kentang di Dieng.

Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perikanan dan Ketahanan Pangan Banjarnegara, Firman Sapta Adi menyatakan bahwa embun upas dapat merusak tanaman kentang, terutama yang berusia di bawah 40 hari. 

"Embun es menyebabkan tanaman layu dan menghitam seperti terbakar," jelasnya.

Firman menambahkan, tanaman kentang yang berusia di atas 70 hari pun tidak luput dari ancaman, meski masih bisa dipanen, produktivitasnya akan menurun.

Hingga kini, belum ada laporan pasti mengenai luas lahan yang terdampak, tetapi embun upas sudah beberapa kali turun selama musim kemarau.

Untuk mengatasi masalah ini, para petani telah mengambil langkah-langkah antisipatif seperti memasang penutup atau jaring pada tanaman mereka dan mengganti kentang dengan tanaman lain yang lebih tahan terhadap embun es.

Selain itu, penggunaan pupuk silika juga diupayakan untuk menguatkan daun tanaman agar tidak mudah rusak.

"Petani sudah memahami ancaman embun upas dan melakukan berbagai upaya antisipasi, termasuk menggunakan pupuk silika untuk menguatkan daun," tambah Firman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: