Banner v.2
Banner v.1

Konsep Bagus Pengelolaan Tak Becus, Menara Teratai Bukan Level Pasar Malam

Konsep Bagus Pengelolaan Tak Becus, Menara Teratai Bukan Level Pasar Malam

BENDERANG: Gemerlap lampu menghiasi Menara Teratai Purwokerto, ternyata tidak seterang pendapatan untuk mendongkrak PAD Wisata Kabupaten Banyumas.-DIMAS PRABOWO/RADARMAS-

Sebelum menjadi wakil rakyat, ia mengaku pernah berinvestasi di Menara Teratai. Jumlahnya lumayan besar. Sampai sekitar Rp 400 juta, yang berujung mengecewakan karena tidak sesuai dengan bayangan awal. 

"Menara Teratai dibayangan saya akan jadi ikon Banyumas, pusat segala aktivitas di Banyumas. Entah itu pagelaran musik, dan apapun sentralnya akan disana. Ditengah perjalanan, ternyata kok seperti ini," ucapnya.

BACA JUGA:Pariwisata Banyumas Ditarget Rp 48 M, Kini Baru Rp 8 M, BLUD Hanya Janjikan Rp 20 M

BACA JUGA:Honorer Kesehatan Berstatus Pegawai BLUD Tidak Masuk Pendataan non ASN

Lanjut, dengan kondisi tersebut akar persoalannya ia sebut karena SDM yang ada tidak profesional. Dari awal pengelolaan destinasi wisata sampai saat ini menurutnya, sudah sangat cukup untuk mengevaluasi besar-besaran kinerja BLUD.

"Perbaiki manajemen, dan transparan betul dalam mengelola BLUD. Perbaiki pelayanan, wisata itu pelayanan nomor satu. Pariwisata itu bagaimana orang bisa senang, dan akhirnya bisa datang lagi," ucapnya.

Menurutnya, BLUD mesti melihat dan belajar bagaimana pengelolaan destinasi wisata yang dibawah naungan swasta. Ia contohkan, bagaimana Hutan Pinus Limpakuwus bisa menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Kabupaten Banyumas.

"Hutan Pinus dan Baturraden itu beda. Padahal mereka swasta kita punya anggaran, tapi mereka swasta. BLUD harusnya bisa lebih baik, dengan keleluasaan mereka dalam mengelola anggaran," jelasnya.

BACA JUGA: Pernyataan Direktur BLUD Dinilai Tak Benar, Soal Pemberitahuan Kios Sebelum Bayar Sewa di Taman Mas Kemambang

BACA JUGA:Kebijakan BLUD Pengelola Taman Apung Mas Kemambang Dinilai Tak Berkeadilan, Soal Pedagang yang Tak Kuat Mundur

Diberitakan sebelumnya, dari tahun 2022 sampai 2024 sekitar Rp 67,6 miliar potensi pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor wisata hilang alias tak tercapai.

Soal itu Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Banyumas Slamet Sukoco mengungkapkan, sampai dengan saat ini kinerja dari BLUD UPTD Lokawisata Baturraden belum sesuai dengan harapan. 

"Diakui memang BLUD tidak mampu perfom, sebagaimana yang dulu seperti saat presentasi sehingga pemda memutuskan mengambil pinjaman PEN," ujarnya.

Menurutnya, mengelola destinasi wisata unggulan di Kabupaten Banyumas BLUD UPTD Lokawisata Baturraden tak kunjung menunjukkan tren positif. "Menyayangkan belum kunjung juga perform," tuturnya. 

BACA JUGA:Genjot PAD Pariwisata, Minta BLUD Harus Terus Berinovasi

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: