Banner v.2
Banner v.1

Sumitro Djojohadikusumo, Ayah Presiden Prabowo: Dari Pesarehan Dawuhan hingga Usulan Pahlawan Nasional

Sumitro Djojohadikusumo, Ayah Presiden Prabowo: Dari Pesarehan Dawuhan hingga Usulan Pahlawan Nasional

Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo dan dr. Soedarmadji.-threads @helenapurbayanti-

“Ini bukan hanya kebanggaan untuk Kebumen, tetapi juga menjadi pelajaran penting bagi bangsa atas pemikiran besar beliau,” ujarnya.

Sumitro adalah doktor ekonomi pertama Indonesia yang menempuh pendidikan luar negeri di Université de Sorbonne dan Nederlandsche Economische Hogeschool (Rotterdam). Ia mendirikan Fakultas Ekonomi UI dan merancang sistem Ekonomi Gerakan Benteng, program afirmatif untuk pengusaha pribumi. Ia juga pernah menjabat Menteri Perdagangan dan Menteri Keuangan, serta terlibat dalam Konferensi Meja Bundar 1949. (Sumber sejarah: Liddle, R. William. Leadership and Culture in Indonesian Politics, 1996)

Namun, kebesaran Sumitro belum tercermin di tanah kelahirannya. Satibi menyebut bahwa hingga kini, mayoritas warga Kebumen hanya menamatkan pendidikan hingga kelas 8, dan Kebumen masih berada di jajaran daerah termiskin di Jawa Tengah.

“Beliau adalah pemikir besar, guru ekonomi bangsa, tapi hingga kini Kebumen masih tertinggal. Ini harus jadi cambuk bagi kita semua,” tegas Satibi.

Ia berharap usulan gelar pahlawan ini bisa menjadi pemicu semangat masyarakat Kebumen untuk bangkit, meneladani sosok Sumitro, dan menumbuhkan kebanggaan terhadap tokoh daerah.

Menanggapi usulan tersebut, Bupati Kebumen Lilis Nuryani menyatakan dukungan penuh.

“Saya menyambut baik dan mendukung penuh aspirasi ini. Kita harus bangga bahwa putra asli Kebumen, Prof. Sumitro, memiliki peran besar dalam sejarah bangsa,” ucapnya.

Ia bahkan menyampaikan rencana mengusulkan penamaan salah satu ruas jalan di Kebumen menjadi Jalan Prof. Sumitro. Penamaan itu ditargetkan bisa diresmikan sebelum kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto ke Kebumen.

“Insya Allah sebelum Presiden datang, saya upayakan nama Jalan Prof Sumitro sudah bisa diresmikan. Ini akan menjadi penghormatan sekaligus pengingat bahwa Kebumen pernah melahirkan tokoh sebesar beliau,” lanjutnya.

Bupati juga menyampaikan apresiasi kepada Letkol CZI Ardianta Purwandhana, yang menulis buku "Kebumen Kota yang Kehilangan Pahlawannya"—sebuah karya yang menggugah kesadaran atas kehilangan figur besar yang lahir dari Kebumen.

Sumitro Djojohadikusumo bukan hanya pejabat negara. Ia adalah guru bangsa, perumus sistem, dan pemantik kesadaran kebangsaan. Jejaknya terbentang dari Sorbonne hingga Pesarehan Dawuhan, dari ruang kuliah hingga kabinet pemerintahan.

Kini, Kebumen sedang berikhtiar agar warisan itu tak lagi dilupakan. Bahwa dari kota kecil ini, pernah lahir begawan ekonomi yang membentuk fondasi Indonesia modern.

Dan lewat gerakan ini, bangsa diajak untuk mengenang, meneladani, dan mengukuhkan nama Sumitro Djojohadikusumo—bukan hanya dalam buku sejarah, tetapi sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: