Banner v.2
Banner v.1

Mengenal Tradisi Mimiti Pari, Ritual Sebelum Panen Padi di Banyumas

Mengenal Tradisi Mimiti Pari, Ritual Sebelum Panen Padi di Banyumas

Mimiti Pari sebagai Tradisi Masyarakat Banyumas saat Panen Padi-Instagram @calmeutt03-

4. Memasang Gawar

Prosesi berikutnya yang dilakukan petani yaitu memasang Gawar. Pemilik sawah biasanya akan berangkat pagi untuk memasang Gawar ini di sawahnya. Saat pemasangan Gawar tersebut, di setiap sisinya pemilik sawah harus mengambil 1-3 batang padi yang nantinya akan diikat dan dikepang untuk diletakkan bersama sesajen. 

BACA JUGA:Kesenian Kentongan Musik Tradisional Khas Banyumas, Sejarah dan Perkembangannya Hingga Kini

BACA JUGA:Sebelum Menjadi Alat Musik Tradisional, Kentongan Ternyata Berfungsi Sebagai Alat Komunikasi

Biasanya sesajen tersebut juga diberi tambahan dupa. Dupa tersebut dipercaya sebagai bentuk keindahan dari Dewi Sri karena baunya yang harum. 

5. Pembacaan Doa

Setelah Gawar selesai di pasang, pemilik sawah akan mengundang sesepuh, beberapa warga di sekitar lahan, dan juga orang yang akan ikut memanen untuk doa bersama. Selanjutnya mereka akan memakan sesaji yang sudah dipersiapkan pemilik sawah di hari sebelumnya, seperti nasi tumpeng, kupat slamet, jajanan pasar, bubur abang putih, dll. 

6. Memanen Padi

Setelah membaca doa dan makan bersama, maka prosesi selanjutnya yang dilakukan yaitu panen padi. Prosesi ini merupakan puncak dari tradisi Mimiti Pari yang dilakukan dengan Ngarit dan Nggepyok. 

Ngarit yaitu proses pemotongan padi dari pohonnya menggunakan arit atau sabit. Kemudian Nggepyok yaitu proses memisahkan bulir padi dari tangkai padi, biasanya dilakukan dengan menggunakan alat tradisional (gebyokan) atau alat modern (mesin rontok). 

BACA JUGA:Lestarikan Tradisi, Warga Mujur Lor Panen Padi Gunakan Ani-Ani

BACA JUGA:Tradisi Khas dari Banyumas, Ritual Cowongan untuk Memanggil Hujan

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: