Banner v.2
Banner v.1

Mengenal Tradisi Mimiti Pari, Ritual Sebelum Panen Padi di Banyumas

Mengenal Tradisi Mimiti Pari, Ritual Sebelum Panen Padi di Banyumas

Mimiti Pari sebagai Tradisi Masyarakat Banyumas saat Panen Padi-Instagram @calmeutt03-

RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Tak banyak yang tahu jika di Banyumas terdapat tradisi yang biasa dilakukan sebelum memulai panen padi. Tradisi tersebut dikenal dengan nama Mimiti Pari

Selain tradisi Slametan, Nyadran, Mitoni, ataupun Suran, salah satu tradisi yang masih dilakukan oleh masyarakat Jawa khususnya di Banyumas yaitu Tradisi Mimiti. Tradisi ini dilakukan ketika sebelum panen, di mana ketika padi sudah mulai menguning dan siap untuk dipanen. Nama 'Mimiti Pari' sendiri berasal dari kata mimiti yang artinya memulai, dan pari artinya padi. 

Masyarakat Jawa yang meyakini bahwa Dewi Sri atau Dewi Padi merupakan dewi kesuburan yang telah menjaga lahan pertanian mereka. Oleh sebab itu, para petani melakukan tradisi Mimiti Pari sebagai bentuk ungkapan terima kasih kepada Dewi Sri. 

Adapun tujuan diadakannya tradisi ini yaitu supaya tanaman padi yang mereka tanam menjadi bagus dan hasilnya melimpah, dan supaya tanaman padi tidak terserang hama. Dengan kata lain, tradisi Mimiti Pari diartikan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas nikmat yang diberikan. Serta sebagai sarana berbagai pemilik sawah kepada warga di sekitar. 

BACA JUGA:Masyarakat di Cilacap Barat Gelar Adat Tradisi Sidekah Ketupat

BACA JUGA:Menggali Kembali Kesenian Tradisional Kotekan Lesung Banyumas yang Hampir Punah

Di Banyumas terdapat beberapa desa yang masih melaksankaan tradisi Mimiti Pari ketika hendak panen, salah satunya yaitu Desa Karangnangka. Tradisi tersebut masih dilakukan oleh para sesepuh di Desa Karangnangka yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. 

Sebelum pelaksanaan tradisi ini, para petani diharuskan untuk menyiapkan beberapa sesaji yang akan digunakan saat tradisi. Kemudian mereka juga perlu mempersiapkan beberapa hal seperti membuat Slametan di malam hari serta melakukan tahlilan dengan mengundang warga terdekat. 

Untuk lebih jelasnya bagaimana prosesi tradisi Mimiti Pari ini yaitu sebagai berikut. 

Prosesi Tradisi Mimiti Pari

1. Menentukan Hari Baik

Prosesi pertama yang dilakukan sebelum pelaksanaan tradisi Mimiti Pari yaitu menentukan hari baik. Saat menentukan hari yang baik biasanya mereka menggunakan metode penghitungan dengan kalender Jawa. Cara unik tersebut para petani lakukan karena dalam adat orang Jawa mencari hari baik bisa menentukan rezeki yang diperoleh. 

Di Desa Karangnangka sendiri, terdapat beberapa hari baik yang mereka gunakan untuk melakukan tradisi Mimiti Pari. Hari baik tersebut yaitu hari Kamis Pahing yang jumlahnya 17 berarti ketiban dunnya, Sabtu Pahing yang jumlahnya 18 berarti ketiban uwoh, dan hari Sabtu Kliwon dengan jumlahnya 18 juga akan ketiban dunnya. Namun, ada juga yang mempercayai hari baik adalah hari kedua setelah hari weton pemilik sawah. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: