Banner v.2
Banner v.1

Warga Sirukun Gelar Kirab 1.000 Tenong, Simbol Syukur dan Kemandirian Desa

Warga Sirukun Gelar Kirab 1.000 Tenong, Simbol Syukur dan Kemandirian Desa

Kirab 1.000 tenong yang digelar di Sirukun, Banjarnegara.-Kominfo Banjarnegara Untuk Radarmas-

BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Ribuan warga Desa Sirukun, Kecamatan Kalibening, BANJARNEGARA, menggelar kirab budaya bertajuk Kirab 1.000 Tenong sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan hasil bumi. Pawai budaya yang berlangsung meriah itu menarik perhatian tak hanya warga lokal, tapi juga pemerintah pusat.

Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Ahmad Riza Patria, turut hadir menyaksikan langsung arak-arakan warga yang membawa tenong wadah makanan tradisional berisi nasi, lauk pauk, serta hasil olahan bumi.

Kirab juga diiringi dua gunungan sayur dan buah serta pusaka leluhur desa, menambah kekuatan simbolik perayaan yang sarat makna spiritual dan sosial tersebut. Usai kirab, warga menggelar doa bersama lalu makan bersama di lapangan desa sebagai puncak acara tasyakuran.

"Kegiatan ini sangat baik, melibatkan seluruh elemen masyarakat. Perlu terus dilestarikan dan dimaknai untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dalam membangun desa," kata Wamen Ahmad Riza Patria.

BACA JUGA:Banjarnegara Dorong Wisata Alam Wilayah Selatan, Tak Hanya Andalkan Dieng

Ia menilai kirab ini bukan sekadar pelestarian budaya, tetapi juga cermin kekuatan sosial masyarakat desa. "Melalui gotong royong seluruh warga desa, maka kemandirian desa bisa terwujud," tambahnya.

Riza juga menegaskan, keberhasilan pembangunan di desa adalah fondasi bagi kemajuan bangsa. "Jika potensi desa dikembangkan bersama, masalah bisa diatasi dan produktivitas akan meningkat. Berhasilnya pembangunan desa berarti pembangunan negara dapat dikatakan berhasil," ujarnya.

Kepala Desa Sirukun, Karpi, menjelaskan bahwa kirab 1.000 tenong merupakan agenda tahunan yang telah menjadi tradisi turun-temurun.

"Ini adalah wujud rasa syukur kami atas hasil bumi yang melimpah, sekaligus bentuk pelestarian tradisi leluhur. Kami ingin menanamkan nilai-nilai kekompakan dan gotong royong kepada generasi muda," katanya, Kamis (15/5/2025).

Tak hanya kirab, rangkaian kegiatan juga mencakup ruwat bumi, pertunjukan wayang kulit, seni tradisi, dan sholawatan. Semua berlangsung dengan semangat partisipatif warga, menunjukkan bahwa budaya bukan sekadar tontonan, tetapi bagian dari jati diri dan kekuatan desa.

Kirab 1.000 Tenong di Desa Sirukun bukan hanya agenda tahunan biasa. Ia menjadi pengingat bahwa di tengah modernisasi, akar budaya tetap tumbuh kuat sebagai sumber kekuatan sosial dan ekonomi masyarakat desa. (jud)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait