Suka Marah-Marah Sendiri, Apakah Termasuk Gejala Gangguan Kesehatan Mental Borderline Personality Disorder

Suka Marah-Marah Sendiri, Apakah Termasuk Gejala Gangguan Kesehatan Mental Borderline Personality Disorder

Suka Marah-Marah Sendiri, Apakah Termasuk Gejala Gangguan Kesehatan Mental BPD-Pinterest -

RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Salah satu gejala gangguan kesehatan mental borderline personality disorder yakni suka marah-marah sendiri. Marah merupakan reaksi emosional yang umum dalam kehidupan manusia.

Namun, ketika marah-marah menjadi sebuah kebiasaan yang tidak terkendali dapat menjadi gejala gangguan kesehatan mental seperti Gangguan Kepribadian Ambang (BPD). 

Gangguan ini, yang secara medis dikenal sebagai Borderline Personality Disorder (BPD), menimbulkan pola perilaku yang berubah-ubah, suasana hati yang tidak stabil, dan impulsivitas yang tinggi.

Borderline Personality Disorder (BPD) adalah suatu kondisi kesehatan mental yang ditandai oleh ketidakstabilan emosional, gambaran diri yang terdistorsi, hubungan antarpribadi yang bergejolak, serta tingkat impulsivitas yang tinggi.

Salah satu gejala yang muncul pada individu dengan BPD adalah kecenderungan untuk marah-marah tanpa alasan yang jelas. Seringkali, marah-marah juga disertai dengan perasaan kekosongan atau kehampaan yang mendalam.

BACA JUGA:Manfaat Curhat untuk Kesehatan Mental

BACA JUGA:Cabai Ternyata Bisa Mempengaruhi Kesehatan Mental

Suka marah-marah sendiri dapat didiagnosis dengan Borderline Personality Disorder (BPD). Ketika emosi marah tidak terkendali, individu dengan BPD mungkin cenderung mengalami peningkatan stres, depresi, dan kecemasan. 

Gejala Gangguan Kesehatan Mental BPD

1. Suasana yang Tidak Stabil

Gangguan Kepribadian Ambang (BPD) adalah kondisi kesehatan mental yang serius yang sering kali muncul pada masa remaja dan dapat berlanjut hingga usia dewasa. Gejala yang umum adalah kondisi suasana hati yang tidak stabil.

Individu dengan BPD sering mengalami fluktuasi suasana hati yang drastis dan tidak terduga. Mereka mungkin merasa hampa, kosong, atau tidak memiliki identitas yang jelas. Selain itu, mereka juga sering kesulitan dalam mengendalikan amarah mereka. 

Mereka mungkin merasa sulit untuk menjaga hubungan interpersonal yang stabil karena perubahan suasana hati yang tiba-tiba dapat menyebabkan konflik atau kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, ketidakmampuan untuk mengendalikan amarah juga dapat menyebabkan perilaku impulsif yang merugikan diri sendiri atau orang lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: