Tradisi Purnamaan di Banjarpanepen Sampaikan Dhandhanggula Pesan Leluhur

Tradisi Purnamaan di Banjarpanepen Sampaikan Dhandhanggula Pesan Leluhur

Salah satu orang yang mengikuti tradisi purnamaan atau kungkum tirta wening Kali Cawang Desa Banjarpanepen khusyu berdo'a, Minggu (25/2/2024) dini hari.-Fijri Rahmawati/Radar Banyumas-

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Kidung tembang macapat Dhandhanggula mengalun merdu dalam kesunyian dan temaram di area Kali Cawang Desa Banjarpanepen, Kecamatan Sumpiuh, Minggu (25/2/2024) dini hari. Momen tepat di bulan purnama pada 15 Sya'ban kalender Hijriyah.

Gatra demi gatra tembang Dhandhanggula mengiringi langkah kaki orang-orang yang memasuki perairan Kali Cawang. Hanya dengan pencahayaan dari nyala api senthir atau lampu minyak tanah, mereka menjalani tradisi kungkum tirta wening atau disebut juga purnamaan. 

Pelantun Dhandhanggula, Turiman menuturkan, pemilihan tembang macapat dhandhanggula dalam tradisi purnamaan mengandung filosofi. Dhandhang artinya penggayuh atau keinginan dan gula itu manis.

"Pesan dari leluhur ketika kungkum tirta wening Kali Cawang, kidungnya tembang macapat Dhandhanggula. Sebagaimana arti kata maka terkandung harapan kebaikan," jelas Turiman di lokasi.

BACA JUGA:Jelang Ramadhan Warga Sawangan Jeruklegi Cilacap Gelar Tradisi Nyadran

BACA JUGA:Mengenal Tradisi Pernikahan Banyumas yaitu Begalan

Gemericik air aliran Kali Angin berpadu dengan nyanyian dhandhanggula semakin menambah syahdu suasana. Kepala Desa Banjarpanepen Mujiono memimpin tradisi purnamaan.

Kungkum tirta wening Kali Cawang tidak asal berendam. Mujiono mengajak untuk terlebih dahulu mengucapkan istighfar, memohon ampun kepada Tuhan.

"Kungkum melatih diri untuk bersabar dan khusyuk. Do'a sesuai dengan harapannya masing-masing, semoga diijabah," ujar Mujiono.

Tradisi purnamaan peninggalan leluhur Desa Banjarpanepen masih terus dilestarikan. Sebab, dinilai mengandung kebajikan. Dari kungkum tirta wening Kali Cawang mengajarkan manusia tentang filosofi air.

BACA JUGA:Mengenal Tradisi Nyadran, Cara Unik Masyarakat Banyumas Sambut Ramadhan

BACA JUGA:Melihat Keseruan Bocah Pangon dalam Tradisi Keba di Klinting

Lewat tradisi purnamaan ini, Mujiono mengajak masyarakat untuk meresapi makna air yang dingin dan bening serta mengalir ke bawah. Sehingga hati tenteram dan bening dalam pemikiran serta rendah hati.

Sementara itu, tradisi purnamaan tidak hanya diikuti oleh warga lokal Desa Banjarpanepen baik laki-laki maupun perempuan. Rudi asal Selanegara antusias menjalani prosesi kungkum tirta wening Kali Cawang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: