Pembangunan Tempat Pengolahan RDF Desa Kracak Tunggu Akses Jalan Selesai

Pembangunan Tempat Pengolahan RDF Desa Kracak Tunggu Akses Jalan Selesai

Pemdes Kracak gerak cepat membangun jalan akses merespon datangnya bantuan tempat pengolahan sampah menjadi bahan baku alternatif RDF di Grumbul Parakan.-Yudha Iman Primadi/Radar Banyuma-

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Pemerintah Desa Kracak Kecamatan Ajibarang merespon bantuan Corporate Social Responsibility (CSR), untuk tempat pengolahan sampah menjadi bahan baku alternatif Refuse Derived Fuel (RDF), dengan membangun jalan akses sepanjang kurang lebih 120 meter dan lebar dua meter dari anggaran desa.

Pantauan Radarmas pada Selasa (30/1), pembangunan akses jalan tempat pengolahan sampah menjadi bahan baku alternatif RDF untuk tanggul jalan hampir selesai. Namun untuk perkerasan lapisan jalan masih menunggu timbunan batu sebagai pondasi benar-benar padat.

Pekerja proyek, Fadli mengatakan, pembangunan tempat pengolahan sampah menjadi bahan baku alternatif RDF sudah berjalan kurang lebih tiga minggu. Jalan sepanjang sekitar 120 meter dengan lebar dua meter yang membelah lahan persawahan milik pribadi dengan tanah kas desa di Grumbul Parakan, Desa Kracak tersebut, dikebut pekerjaannya. Sebab informasinya untuk pembangunan tempat pengolahan sampah menjadi bahan baku alternatif RDF oleh pihak ketiga, bulan depan sudah dimulai.

"Lokasi penempatan tempat pengolahan sampah menjadi bahan baku alternatif RDF jauh dari pemukiman warga. Ujung jalan langsung menghadap jurang," katanya.

BACA JUGA:Pengolahan Sampah di RDF Cilacap Menghasilkan Energi Terbarukan Lebih Banyak

BACA JUGA:Suplai RDF, Operasional KSM Sejahtera Ajibarang Capai Rp 8 Juta Per Bulan

Fadli menjelaskan, tahun lalu Desa Kracak sebenarnya mendapatkan bantuan dari APBD untuk pembangunan hanggar sampah di Grumbul Dukuh Tengah. Secara status tanah cocok dan sesuai untuk dibangun hanggar sampah, hambatan justru muncul karena adanya penolakan dari warga.

"Karena ditolak pada akhirnya tidak kunjung terealisasi," terang dia.

Dirinya yang juga merupakan warga Kracak mengaku paska penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tipar Kidul awal tahun ini, tempat pengelolaan sampah terpadu di Desa Kracak sangat dibutuhkan. Naiknya iuran pengambilan sampah menjadi Rp 25 ribu per bulan jadi salah satu pertimbangan.

"Pekerja pembangunan akses jalan untuk untuk tempat pengolahan sampah menjadi bahan baku alternatif RDF lain lagi. Saya hanya bekerja membangun jalan akses dengan honor dari desa," pungkas Fadli. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: