Parenting yang Efektif untuk Anak Batita Anda

Parenting yang Efektif untuk Anak Batita Anda

Parenting yang Efektif untuk Anak Batita Anda-POPMAMA.COM-

BACA JUGA:8 Tips Parenting untuk Anak ADHD, Orang Tua Rawan Stres

BACA JUGA:Tips Parenting yang Tepat Untuk Anak Usia Remaja

Anak pada usia dua tahun mulai menunjukkan kecemasan ketika melihat benda rusak atau peraturan yang dilanggar. Ini menandakan munculnya dimensi moral dalam pemahaman anak terhadap norma dan nilai.

Pada tahap ini, anak mulai menunjukkan tanda-tanda empati terhadap penderitaan orang lain. Mereka dapat merespon dengan kecemasan ketika melihat seseorang terluka. Hal ini mencerminkan kesadaran awal terhadap perasaan dan pengalaman emosional orang lain.

Pengalaman kekerasan di rumah dapat memiliki dampak negatif terhadap respons emosional anak. Anak yang terpapar pada kekerasan mungkin menunjukkan perasaan marah atau ketakutan pada korban, mencerminkan pembelajaran perilaku agresif atau ketidakamanan emosional.

5. Membentuk Identitas Anak

Pada usia 2 atau 3 tahun, anak-anak mulai membentuk identitas gender, mengenali perbedaan antara laki-laki dan perempuan, dan mengidentifikasi peran gender dalam lingkungan mereka.

BACA JUGA:Authoritative Parenting dan Dampaknya bagi Anak

BACA JUGA:10 Tips Parenting untuk Menemukan dan Mengembangkan Bakat Anak, Sangat Mudah

Anak pada usia ini mulai menyadari bahwa orang-orang terbagi menjadi dua jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Mereka mulai mengidentifikasi diri mereka sendiri dan orang lain sebagai laki-laki atau perempuan, membentuk dasar identitas gender mereka.

Selain mengenali jenis kelamin, anak juga mulai mengidentifikasi peran gender yang terkait. Mereka memahami bahwa ada perbedaan dalam tugas, aktivitas, dan harapan sosial antara laki-laki dan perempuan.

Orangtua memainkan peran penting dalam membantu anak memahami konsep gender. Orangtua cenderung memperbaiki kosa kata anak dengan memberikan label gender seperti "perempuan" atau "laki-laki" ketika berbicara tentang diri mereka sendiri atau orang lain.

Orangtua mulai memperhatikan maskulinitas dan feminitas anak dalam konteks mainan dan pakaian. Mereka mungkin memberikan dukungan atau memberikan arahan berdasarkan stereotip gender yang ada dalam masyarakat. Contohnya, memberikan mainan tertentu atau memilih pakaian dengan warna dan gaya tertentu.

Interaksi anak dengan mainan dan pakaian yang sesuai dengan stereotip gender dapat membentuk persepsi mereka terhadap peran gender. Hal ini dapat memengaruhi cara mereka memilih aktivitas, berinteraksi dengan teman sebaya, dan merespon ekspektasi sosial terkait gender. (wan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: