Menelusuri Kelezatan Nasi Liwet Solo, Kuliner Tradisional Favorit Kelas Atas

Menelusuri Kelezatan Nasi Liwet Solo, Kuliner Tradisional Favorit Kelas Atas

Menelusuri Kelezatan Nasi Liwet Solo, Kuliner Tradisional Favorit Kelas Atas-Instagram @dr_oliviaong-

RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Ketika berkunjung ke Kota Solo, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati nasi liwet Solo yang dapat ditemui dengan mudah di berbagai area kota. Nasi gurih yang khas dari Solo ini menawarkan cita rasa yang gurih, lembut, dan aromatik, disajikan bersama opor ayam atau suwiran ayam, telur kukus atau pindang, santan kental (areh), dan sayur labu siam.

Makna Filosofis Nasi Liwet Solo


Sebagaimana tradisi Jawa yang kaya akan makna filosofis, nasi liwet Solo juga mengandung filosofi yang dalam. Contohnya saja, nasi putih menjadi simbol kebersihan dan ketulusan hati, telur melambangkan sumber kehidupan, dan ayam suwir dianggap sebagai lambang semangat berbagi. 

Disajikan dengan menggunakan alas daun pisang untuk meningkatkan aroma nikmatnya.  Nasi yang dinamai sesuai dengan metode memasaknya, yaitu liwet (mengolah nasi dengan merebusnya hingga tekstur nasi menjadi lembut) ini sering dinikmati dalam suasana lesehan sembari menikmati pemandangan kota yang mulai hidup pada pagi atau senja hari ketika lampu-lampu jalan dinyalakan.

Sejarah Nasi Liwet Solo


Nasi liwet solo awalnya diciptakan oleh penduduk Desa Menuran, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Masyarakat Desa Menuran membuat menu nasi liwet ini khusus untuk perayaan syukuran, dengan harapan agar pihak keluarga yang menyelenggarakan acara syukuran tersebut dapat mencapai tujuan mereka dan sekaligus mendapatkan keselamatan.

BACA JUGA:Resep Nasi Liwet khas Solo yang Simple dan Nikmat

BACA JUGA:Harga Mulai 2000, Inilah 4 Kawasan Kuliner Solo yang Wajib Dikunjungi!

Kepopuleran kelezatan nasi liwet solo dari Desa Menuran sendiri mulai terkenal di lingkungan istana pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwana ke IX (Raja Kasunanan Surakarta yang memerintah pada 1861-1893) atau sekitar abad ke-19. Biasanya, hidangan ini disajikan dalam acara-acara besar di keraton, seperti Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW.

Pertama kali munculnya nasi liwet ala Desa Menuran dapat ditelusuri hingga tahun 1582 M, saat berdirinya Kerajaan Mataram Islam. Pada masa itu, masyarakat Jawa percaya bahwa Nabi Muhammad SAW menikmati nasi samin, yang salah satu komponennya adalah minyak samin yang dihasilkan dari lemak susu sapi. Sebagai ungkapan cinta dan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, masyarakat Jawa mulai menciptakan nasi gurih atau sego gurih yang dimasak dengan menggunakan santan sebagai pengganti minyak samin.

Seiring berjalannya waktu, sekitar tahun 1934, warga Desa Menuran mulai menyajikan nasi liwet ala Menuran di daerah Solo dan Surakarta, menyebabkan kelezatan hidangan ini semakin tersebar luas. Tak hanya menjadi hidangan sehari-hari di kalangan masyarakat umum, melainkan juga menjadi favorit di kalangan ningrat, termasuk di Keraton Mangkunegaran dan Kasunanan Surakarta.

Ingin menikmati cita rasa nasi liwet solo khas Desa Menuran di rumah Anda? Berikut adalah resepnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: