Sejarah dan Pernak Pernik Monumen Kapal Selam, Wisata Edukasi yang Ada di Surabaya

BACA JUGA:Bumi Surabaya City Resort, Hotel Bertema Alam di Tengah Kota Surabaya

Kapal Selam yang sekarang dijadikan monumen di Surabaya adalah KRI Pasopati 401 yang asli. Kapal selam ini bukanlah replika yang dibuat sebagai monumen.

Kapal selam adalah kapal selam pertama yang masuk ke dalam Angkatan Laut Indonesia. Kapal sela mini masuk pada tanggal 29 Januari 1962.

Dahulu Kapal Selam KRI Pasopati 401 ini bertugas untuk menghancurkan garis pertahanan musuh di masanya. Kapal sela mini juga sering melakukan pengawasan dan penyerangan terhadap musuh.

Kapal Selam KRI Pasopati 401 merupakan tulang punggung kekuatan pertahanan Indonesia pada masanya. Kapal selam ini menjadi kekuatan bagi Tentara Nasional dan Angkatan Laut Indonesia.

BACA JUGA:Jejak Sejarah Nasi Krawu, Kuliner Khas Surabaya

BACA JUGA:Rekomendasi Penyetan Surabaya yang Harus Kamu Cicipi

Kapal Selam KRI Pasopati 401 ini adalah kapal selam buatan Uni Soviet pada tahun 1952. Kapal sela mini pernah berpartisipasi dalam pertempuran Laut Aru.

Pertempuran ini memiliki tujuan untuk membebaskan Irian Barat yang dikuasai oleh Belanda pada saat itu. Lalu pada tanggal 20 Juni 1998 Kapal Selam KRI Pasopati 401 dijadikan sebagai monument.

Proses pemindahan Kapal Selam KRI Pasopati 401 memang tidak mudah untuk dibawa ke darat dan menjadi monumen. Oleh sebab itu kapal selam ini dipecah terlebih dahulu menjadi 16 bagian.

Setelah dipecah, lalu dirakit kembali untuk menjadi sebuah monumen yang bersejarah di Surabaya. Sekarang monumen itu lebih dikenal dengan Monkasel.

BACA JUGA:Rekomendasi Hotel Bintang 5 di Surabaya

BACA JUGA:Kisah Wisata Angker Rumah Hantu Darmo Surabaya Hingga Diangkat Jadi Film

Monumen Kapal Selam KRI Pasopati 401 berlokasi di Jalan Pemuda No. 39, Emang Kalisasin, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur.

Monumen ini juga menjadi tempat wisata edukasi secara resmi pada 15 Juli 1998. Kalian harus berkunjung ke Monumen Kapal Selam KRI Pasopati 401 jika berkunjung ke Surabaya.

Sumber: