Keluarga Korban Jembatan Kaca Pecah di Banyumas, Sesalkan Kelalaian Pengelola Wisata

Keluarga Korban Jembatan Kaca Pecah di Banyumas, Sesalkan Kelalaian Pengelola Wisata

Suasana rumah duka korban jembatan kaca The Geong di Banyumas.-PUJUD/RADARMAS-

BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Insiden jembatan kaca The Geong Hutan Pinus Limpakuwus, Banyumas yang pecah menyebabkan satu orang pengunjung meninggal dunia. Keluarga korban menyesalkan kelalaian pengelola wisata yang tidak melakukan uji kelayakan jembatan.

Suami FA, korban insiden pecahnya jembatan kaca The Geong, Arif Budi Santoso menyesalkan kelalaian dari pengelola wisata. Sebab, berdasarkan infromasi yang ia terima, jembatan tersebut belum siap namun sudah dibuka untuk wisatawan.

“Keluarga kaget, tahunya istri saya berlibur tapi malah mendapat musibah. Dan musibah itu dari kelalaian pihak pengelola wisata. Karena dari infromasi yang ada, jembatan itu belum siap. Tetapi sudah ditawarkan untuk pengunjung, sudah dipersilahkan,” ujarnya saat ditemui di rumah dukanya di Desa Kertatasa, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, Kamis (26/10) sore. 

Menurut dia, mestinya harus ada uji coba kelayakan sebelum ditawarkan untuk pengunjung. Sehingga terlihat apakah jembatan kaca tersebut sudah sesuai dengan ketentuan yang ada.

BACA JUGA:Jembatan Kaca di The Geong Hutan Pinus Limpakuwus Jebol, 4 Wisatawan Jadi Korban

BACA JUGA:Puslabfor Polda Jateng Olah TKP Jembatan Kaca The Geong Hutan Pinus Limpakuwus, 12 Saksi Telah Diperiksa

“Kalau belum siap, berarti kurang dikaji. Mungkin belum diuji coba apakah sudah sesuai ketentuan atau belum. Atau malah tidak ada ketentuan atau regulasi yang mengatur tentang keamanan objek wisata,” kata dia.

Terkait apakah akan menempuh jalur hukum, Budi mengatakan, belum sampai ke ranah itu. Mengingat saat ini masih dalam kondisi berduka.

“Kita masih suasana berduka, masih menenangkan pikiran. Kami juga menunggu itikad baik dari pengelola wisata,” ujarnya lagi.

Namun, dia tetap meminta harus ada yang bertanggung jawa atas insiden tersebut. Sehingga harapannya tidak terulang kembali insiden serupa, baik di objek wisata tersebut atau di tempat lain.

“Harus ada yang bertanggungjawab. Jangan biarkan ini berlalu. Biasanya kalau sudah lama nanti lupa, dan baru dibahas lagi setelah ada kejadian lagi. Biarlah istri saya menjadi yang terakhir, besok lagi sudah tidak ada kejadian seperti ini lagi,” harapnya.

Ia juga berharap ada regulasi khusus yang mengatur tentang keamanan objek wisata. Tidak hanya terkait keamanan jembatan kaca, namun objek wisata secara keseluruhan.

“Tidak hanya keamanan jembatan kaca, tetapi secara keseluruhan harus ada regulasi yang mengatur itu,” tambahnya.(jud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: