110 Baduta di Kecamatan Pekuncen Resiko Stunting

110 Baduta di Kecamatan Pekuncen Resiko Stunting

Berjalannya mini lokakarya percepatan penanganan stunting di aula Kecamatan Pekuncen, Selasa (25/7).-YUDHA IMAN PRIMADI/RADARMAS-

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Setelah di Kecamatan Ajibarang pada pekan lalu, mini lokakarya percepatan penurunan stunting di Kecamatan Pekuncen dilaksanakan Selasa ini (25/7).

Mini lokakarya melibatkan Camat Pekuncen, Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Banyumas, kepala desa, kader kesehatan dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Banyumas selaku Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pendamping.

Camat Pekuncen, Drs. Rojingun, MSi mengatakan di awal dalam rapat stunting tingkat kabupaten, data bayi dua tahun yang beresiko stunting mencapai 400 anak. Angka tersebut didapat berdasarkan operasi timbang berat badan serentak. Setelah dicek kembali, data dari penyuluh Keluarga Berencana (KB) Kecamatan Pekuncen baduta resiko stunting ada 110 anak.

BACA JUGA:Turun dari 100, Tersisa 65 Balita di Panusupan Stunting

"Gambaran data baduta stunting, anak stunting itu kurus, kurang gizi, pendek dan sebagainya. Ini yang ingin saya luruskan melalui kepala desa bahwa data yang dimaksud adalah data baduta berpotensi stunting. Untuk bisa dinyatakan stunting jika sudah dinyatakan oleh dokter spesialis," terangnya.

Adapun 110 Baduta resiko stunting di Pekuncen tersebar di 12 desa. Sepengetahuannya hanya empat desa yang nol Baduta resiko stunting diantaranya di Pasiraman Lor dan Pasiraman Kidul. Penyebabnya munculnya resiko stunting selain faktor gizi dan pernikahan dini juga dari kebiasaan merokok dari orang tua anak yang membuat anak terpapar asap rokok.

"Terkait Baduta resiko stunting indikatornya banyak sekali. Kalau dalam satu keluarga ayahnya sering merokok maka anak bisa terpapar. Di Pekuncen juga karena faktor geografisnya banyak sungai, budaya buang air besar sembarangan harus dihilangkan," pungkas Rojingun. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: