UIN SAIZU Purwokerto dan Baperlitbang Banjarnegara Cari Solusi Turunkan Angka Anak Tidak Sekolah

UIN SAIZU Purwokerto dan Baperlitbang Banjarnegara Cari Solusi Turunkan Angka Anak Tidak Sekolah

UIN SAIZU Purwokerto dan Baperlitbang Banjarnegara menggelar FGD mencari solusi anak tidak sekolah (ATS) di Fox Harris Hotel Banjarnegara, Selasa (18/7).-Caskim S/Radar Banyumas-

BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.ID -Angka anak tidak sekolah (ATS) di Kabupaten Banjarnegara terbilang tinggi. Data yang tersaji di BPS Banjarnegara dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2018-2022) menunjukkan, terjadi adanya penurunan angka partisipasi sekolah. Peringkat Indeks Pembangunan manusia (IPM) juga berada di posisi 33 dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. 

Di sisi lain, keberhasilan pembangunan kualitas hidup masyarakat di suatu wilayah salah satunya diukur dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dimensi utama IPM adalah pengetahun (knowledges), yang meliputi harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah yang berkaitan langsung dengan angka putus sekolah.

Hal itu menjadi keprihatinan Universitas Islam Negeri Prof KH Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto. UIN Saizu melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), melakukan penelitian untuk mencari akar pemasalahan dan merumuskan solusi dalam upaya  mereduksi ATS di Kabupaten Banjarnegara. 

UIN Saizu Purwokerto bersinergi dengan pemerintah kabupaten Banjarnegara melalui Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Baperlitbang), menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD), Selasa (18/7) di  Fox Harris Hotel Banjarnegara.

FGD tersebut mengambil tema Peran Strategi Aktor Pentahelix dalam Akselerasi Reduksi ATSdi Kabuapten Banjarengara. 

FGD yang dilakukan secara daring dan luring ini dihadiri oleh para aktor pentahelix yaitu unsur pemerintah, masyarakat, lembaga usaha, akademisi, dan media massa. Dari unsur pemerintah hadir perwaklian Kemendikbud RI, Bappenas, DPRD, Kantor Kementerian Agama, Dindikpora, Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IX Provinsi Jawa Tengah, Kabid Sekolah Dasar Dindikpora, dan Sekolah Menengah Dindikpora. 

Sedangkan dari unsur masyarakat/NGO, yaitu dari UNICEF, TIM Penggerak PKK, Ketua Forum Anak, Ketua Generasi Berencana, Dr Tuswadi (Praktisi Pendidikan Kabupaten Banjarnegara). Hadir pula secara daring dari akademisi University of Ljubljana (Slovenia). 

Kepala Pusat Penelitian LPPM UIN Saizu, Dr. Ahmad Muttaqin, SAg, MSi mengungkapkan, bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab anak tidak sekolah yaitu melalui tracking diagnostic yang tepat. 

"Hasil penelitian ini nanti diharapkan agar pemerintah Kabupaten Banjarnegara dapat memiliki Evidence Based Policy yang tepat untuk memformulasikan kebijakan dalam mereduksi anak tidak sekolah," terangnya. (*/ads)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: