Umat Tionghoa Laksanakan Sembahyang Bakar Tebu dan Ciprat Pojok Empat Banyumas
Umat Tionghoa lakukan Sembahyang Bakar Tebu, Rabu (10/5) malam di Klenteng Boen Tek Bio Banyumas dan ciprat pojok empat Banyumas untuk ketenteraman dan keselamatan bumi Banyumas dan warga Banyumas.-Wasis Budi untuk Radarms-
BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Umat Tionghoa melakukan Sembahyang Bakar Tebu di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Boen Tek Bio Banyumas, Rabu (10/5) malam, dimulai sekira pukul 23.00 WIB.
Humas Klenteng Boen Tek Bio Banyumas, Sobita Nanda memaparkan, setelah untuk sajian sembahyang kepada Tuhan Allah, pada seratus hari kemudian, tebu disempurnakan.
"Tebu disempurnakan untuk ciprat empat pojok di Banyumas," jelas Sobita.
BACA JUGA:Hasilkan Saldo DANA karena Gabut? Hanya Lewat Baca Novelah
Abu tebu pada Sembahyang Bakar Tebu kemudian dicampurkan ke air dan bunga. Air berasal dari sumber mata air, yaitu sumber mata air Sungai Serayu, Sumur Sendang Mas, Sumur Dawuhan, mata air dari Guci, dan sumur di Klenteng Boen Tek Bio Banyumas.
Ciprat Empat Pojok di Banyumas untuk Ketentraman Bumi
Empat pojok di Banyumas yang diciprat abu tebu, air, dan bunga berada di perempatan Pekunden, SMKN Banyumas Tugu Danaraja dan samping Pasar Banyumas.
BACA JUGA:Viral! Warga Sumampir Purwokerto Berangkat Haji Menggunakan Sepeda.
"Doa-doa kami dalam Sembahyang Tebu dan ciprat empat pojok di Banyumas tujuannya untuk ketentraman dan keselamatan bumi Banyumas dan warga Banyumas," papar Sobita.
Umat Tionghoa menghormati para leluhur di Banyumas. Dengan keberkahan dari Sembahyangan Tuhan Allah. Sekaligus uri-uri budaya.
BACA JUGA:Warga Banjarpanepen : Meski Takut Tetap Pasang KB Susuk
Di Klenteng Boen Tek Bio Banyumas, sesuai petunjuk, semua sajian yang pernah dinaikan untuk sembahyang tidak dibuang ke tempat sampah. Sajian untuk memuliakan Tuhan, para suci dan para leluhur disempurnakan dengan dilarung ke sungai. (fij)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: