Umat Tionghoa Peringati Sembahyang Bakcang

BANYUMAS-Umat Tionghoa memperingati perayaan sembahyang Bakcang di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Boen Tek Bio Banyumas, Kamis (22/6) guna mengenang Perdana Mentri Qu Yuan.

Di altar disajikan bakcang dan kwe cang. Bakcang merupakan olahan makanan dari nasi biasa atau ketan yang dibungkus dengan daun bambu dan dibentuk menyerupai segi tiga.

Disebut bakcang karena berasal dari kata bak yang berarti babi. Makanan tersebut berisi daging babi.

Sedangkan kwe cang dibuat dari ketan dibungkus dengan daun bambu tapi tanpa daging. Kwe cang dimakan menggunakan saus gula kelapa.

BACA JUGA: Diperbolehkan Juknis, Siswa Madrasah Didorong Berkompetisi di O2SN

"Jauh sebelum ada sembahyangan untuk memperingati Perdana Menteri Qu Yuan. Pada saat peradaban Tiongkok kuno sudah ada sembahyang Bakcang," terang Humas Klenteng Boen Tek Bio Banyumas Sobita Nanda.

Tujuannya untuk mengucap syukur pada Tuhan atas segala berkah kepada umat manusia di bumi. Yakni adanya sinar matahari yang terang benderang dan hangat. 

Di Klenteng Boen Tek Bio Banyumas dilakukan sembahyang Bakcang bersama pada malam hari. Setelah itu, bakcang diturunkan dari altar untuk dimakan bersama.

BACA JUGA: Rumah Kosong di Pliken Banyumas Nyaris Ludes Terbakar

"Setelah sembahyang, juga di setiap gawangan pintu, tradisinya menaikan sawab berupa tanaman padi dari akar sampai buah, daun beringin yang diikat dengan tali wol merah, digantungi bakcang dan kwe cang," imbuh Sobita.

Menaikan sawab bertujuan memohon berkah keselamatan. Padi melambangkan kemuliaan hati. Lalu, beringin bermakna pengayoman. Diikat bersama kwe cang dan bakcang simbol pererat silaturahmi dan persaudaraan yang diikat dengan kebahagiaan dan rejeki. Harapannya, orang yang melewati pintu akan mendapatkan keberkahan, keselamatan dan rejeki. (fij)

Sumber: