Proyek Rel Layang Jalur Ganda Solo - Semarang Fase 1 Siap Groundbreaking 8 Januari, Dimulai dari Solo Balapan

Proyek Rel Layang Jalur Ganda Solo - Semarang Fase 1 Siap Groundbreaking 8 Januari, Dimulai dari Solo Balapan

KRODIT: Kawasan Simpang Joglo selalu terjadi kemacetan lalu lintas ketika kereta api bandara lewat atau pada jam sibuk. Untuk mengurai kemacetan akan dibangun rel layang. (M. IHSAN/RADAR SOLO) SOLO – Pembangunan single elevated railway yang masuk proyek jalur ganda Solo-Semarang fase 1 (Solo Balapan-Kadipiro) bakal dimulai 8 Januari. Proyek nasional dengan anggaran Rp 980 miliar pada tahap pertama ini diperkirakan memakan waktu setahun sehingga baru bisa difungsikan pada 2023. Kepala Balai Teknil Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah Putu Sumarjaya mengatakan, proyek single elevated railway ini akan digarap secara bertahap. Memakan waktu pengerjaan setahun sejak groundbreaking hingga finish pada awal 2023. “Rencana groundbreaking 8 Januari, setelah itu langsung eksekusi. Pekerjaan akan dimulai dari Solo Balapan-Kadipiro. Kami targetkan 2023 selesai,” jelas dia usai sosialisasi bersama Pemkot Surakarta di Balai Kota Surakarta, Selasa (4/1). Putu mengatakan, pelaksanaan pembangunan tahap pertama akan dilakukan dari Stasiun Solo Balapan sampai Kalioso atau sepanjang 7 kilometer. Meski demikian tidak semua bagian berupa elevated rail atau rel layang. Pembangunan single elevated railway hanya 3 kilometer dari Stasiun Balapan-Stasiun Kadipiro. “Mulai naik setelah kawasan Gilingan kemudian turun sebelum Kadipiro. Nanti bentang jembatan di atas Simpang Joglo itu 134 meter, menggunakan material dominan baja,” kata dia. Melihat rencana kerja pelaksanaan proyek nasional itu, pemerintah akan melakukan pengaturan atau perubahan lalu lintas di sekitar Simpang Joglo. Namun, hal itu dipastikan masih akan dikerjakan belakangan dengan perkiraan pada akhir 2022. “Nanti di dekat Simpang Joglo akan dibangun pilar untuk pondasinya. Kemungkinan akan menutup satu ruas jalan di sana. Untuk penutupan Simpang Joglo belum dilakukan di 8 Januari. Penutupan menyeluruh baru di akhir 2022 kalau melihat timeline pelaksanaannya,” papar Putu. Putu memastikan dalam pelaksanaan pembangunan tahap awal ini belum menerapkan mekanisme penutupan Simpang Joglo secara menyeluruh. Adapun bagian atau ruas jalan yang terdampak diperkirakan hanya satu atau dua ruas di sekitarnya saja. “Untuk sosialisasi manajemen dan rekayasa lalu lintasnya nanti kami sosialisasikan secara bertahap. Teknisnya kami pindahkan dulu eksisting rel (jalur kereta) yang saat ini masih digunakan sebelum membangun pondasi rel layang di atasnya,” papar dia. https://radarbanyumas.co.id/tanah-cadas-langsung-dibor-buka-akses-warga-desa-buniayu-terdampak-rel-ganda/ Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming yang hadir dalam sosialisasi itu memastikan bahwa keseluruhan tahapan perencanaan, sosialisasi, dan pelaksanaan ke depan berjalan lancar dan tanpa kendala. Dia memastikan seluruh stakeholder, lembaga pemerintah, hingga masyarakat setempat semuanya mendukung pelaksanaan proyek nasional itu. Harapannya bisa selesai tepat waktu. “Perlu saya garis bawahi bahwa masa jabatan saya tidak sampai lima tahun. Jadi 2024 harus benar-benar selesai. Ini harus benar-benar dikawal, mulai dari lurah hingga camat. Mohon kerja sama juga dari PLN dan provider agar ikut mengawal. Termasuk TNI/Polri juga,” tutur wali kota. (*/ves/mg3/bun/dam/radarsolo/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: