Tim Pengabdian Masyarakat Teknik Kimia UMP Sosialisasikan Model Produksi Mie MOCAF dengan Teknik Ekstruksi

Tim Pengabdian Masyarakat UMP sosialisasi sekaligus praktik pembuatan mie MOCAF dengan teknik ekstruksi, bersama Kelompok Wanita Tani Bawang Ceria di Desa Bawang, banjarnegara/-Tim Pengabdian UMP untuk Radarmas-
BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.ID- Tim Pengabdian Masyarakat dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), yang diketuai oleh Dini Nur Afifah, S.Si., M.Eng, serta didukung oleh Alwani Hamad, S.T., M.Sc., Ph.D., Apt Dwi Hartanti, S.Farm, M.Farm, Ph.D., dan sejumlah mahasiswa Program Studi Teknik Kimia UMP, mengadakan sosialisasi sekaligus praktik pembuatan mie MOCAF dengan teknik ekstruksi bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) Bawang Ceria di Desa Bawang, Banjarnegara.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan keterampilan di bidang usaha pangan lokal yang pendanaannya didukung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset Dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi melalui skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dengan Ruang Lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat Tahun 2024.
Terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat ini didasarkan pada masalah yang dialami KWT Bawang Ceria dalam memproduksi mie MOCAF. Salah satu karakteristik yang membedakan MOCAF dari tepung terigu adalah kadar proteinnya. Kadar protein MOCAF hanya sekitar 1.1%, sedangkan tepung terigu mencapai 11.1%.
Rendahnya kadar protein dalam tepung MOCAF menyebabkan adonan mie MOCAF sulit kalis dan pencetakan menjadi sangat menantang. Selain itu, ketidakhadiran gluten dalam singkong menyebabkan adonan mie menjadi kurang kokoh dan elastis. Oleh karenanya diperlukan modifikasi proses untuk memproduksi mie MOCAF.
BACA JUGA:Hasil Praktik Produksi Mocaf Desa Klinting Akan Dipasarkan
BACA JUGA:Manfaatkan Singkong untuk Ketahanan Pangan, Warga di Klinting Produksi Mocaf
Dalam sosialisasi tersebut, tim UMP memperkenalkan inovasi pada alat screw extruder yang dirancang khusus untuk meningkatkan kualitas produk mie berbahan dasar MOCAF. Proses produksi mie MOCAF dengan alat ekstruder diawali dengan pemanasan air untuk menguleni adonan.
Tahap kedua adalah pencampuran bahan mie pada bagian mixing chamber. Luaran adonan mie MOCAF yang telah homogen selanjutnya diumpankan pada bagian screw extruder. Pada tahap ini terjadi gelatinasi dengan proses panas dan tekanan. Adonan kemudian ditekan untuk dikeluarkan melalui die.
Dini Nur Afifah, selaku ketua tim pengabdian, menjelaskan bahwa inovasi alat extruder yang digunakan memungkinkan kontrol suhu dan tekanan yang optimal, sehingga proses pencampuran, pengadukan, dan penekanan adonan melalui ulir ekstruder dapat berjalan lebih efektif.
Selain itu, alat screw extruder hasil inovasi tim UMP memiliki desain yang ringkas dan mampu menjalankan setiap tahapan proses dalam satu perangkat sehingga kontaminasi adonan dapat diminimalisir.
BACA JUGA:Etnografi dalam Riset Sosial dan Lingkungan, Mahasiswa Psikologi UMP Antusias Ikuti Kuliah Tamu
BACA JUGA:UMP Berdayakan Anak Rumah Asuh Lewat Pelatihan Produksi Yogurt dan Literasi
Alwani Hamad juga menambahkan bahwa pengembangan alat ini memungkinkan anggota KWT Desa Bawang menghasilkan mie skala kecil dengan efisien.
“Dengan inovasi ini, kami berharap masyarakat bisa mengembangkan produk pangan lokal yang mampu bersaing dan sekaligus mendorong kemandirian ekonomi rumah tangga,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: