Nelayan Tunda Aktivitas Menangkap Ikan, Waspada Gelombang Tinggi
Sejumlah kapal nelayan bertambat di PPS Cilacap, menunda waktu melaut karena gelombang tinggi.-Rayka Diah Setianingrum/Radar Banyumas-
CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Angin kencang dan gelombang tinggi yang terjadi di selatan pulau Jawa, khususnya di perairan Cilacap pada awal Februari ini, menyebabkan nelayan menambatkan kapalnya.
Nelayan Cilacap, Slamet mengatakan, gelombang tinggi dan angin kencang terjadi di wilayah Cilacap beberapa hari ini.
Karena sebagian besar nelayan menggunakan kapal tradisional, mereka memilih untuk menambatkan kapalnya.
"Kami gunakan untuk memperbaiki kapal, sambil menunggu cuaca ekstrem mereda," katanya.
BACA JUGA:Bibit Siklon 90S Sebabkan Gelombang Tinggi di Selatan Jawa Tengah
BACA JUGA:Waspada Gelombang Tinggi Akhir Pekan
Dia menuturkan, nelayan biasanya mendapatkan ikan layur dan cumi-cumi. Saat ini harga komoditas ikan layur berkisar Rp 30 ribu per kilogram dan cumi-cumi Rp 20 ribu pe kilogram.
Dengan adanya cuaca ektrem ini, dia dan nelayan lainnya terpaksa menunda untuk melaut.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Cilacap mengimbau, seluruh pengguna transportasi laut agar mewaspadai terjadinya gelombang tinggi di enam wilayah perairan Cilacap hingga Sabtu (8/2).
"Saat ini, potensi gelombang tinggi di wilayah Samudera Hindia selatan Cilacap mencapai 2,5-4,0 meter," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo.
BACA JUGA:Gelombang Tinggi Hantam 7 Kios di Pantai Sodong Cilacap
Sementara itu, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Barat Laut-Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 6-25 knot.
Sedangkan di wilayah Indonesia bagian Selatan, umumnya bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 8-30 knot.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


