Cilacap Menuju Puncak Kemarau, Warga Diminta Siaga Air dan Waspadai Gelombang Tinggi
Aktivitas masyarakat nelayan di Kampung Laut.-RAYKA/RADARMAS-
CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID – Langit mendung dan sesekali gerimis mungkin masih menghampiri wilayah Kabupaten Cilacap, meski kalender telah menunjukkan pertengahan Juni 2025.
Namun, menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, saat ini sudah mulai memasuki masa transisi menuju puncak musim kemarau.
Forecaster BMKG Tunggul Wulung Cilacap, Nurfaizin menjelaskan, musim kemarau bukan berarti tanpa hujan sama sekali.
"Yang membedakan musim kemarau dan hujan adalah akumulasi curah hujannya. Kalau dalam satu bulan jumlahnya di bawah 50 milimeter, maka itu masuk kategori kemarau," ungkapnya saat ditemui Radarmas, Rabu (19/6/2025).
Saat ini, kata dia, beberapa wilayah di Cilacap masih mengalami hujan ringan hingga sedang. Namun sifatnya lokal dan tidak merata. Kondisi ini dinilai wajar di awal musim kemarau.
BMKG memprediksi bahwa puncak musim kemarau di Cilacap akan terjadi pada bulan Juli hingga Agustus. Karena itu, Nurfaizin mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di daerah rawan kekeringan, untuk mulai menampung air hujan dan menghemat pemakaian air bersih.
"Kami harap masyarakat mulai mengantisipasi. Jangan sampai ketika benar-benar kering, kita belum siap," ujarnya.
Selain persoalan kekeringan, BMKG juga mencermati fenomena alam lain yang perlu diwaspadai, yakni gelombang tinggi di perairan selatan Cilacap.
BACA JUGA:Bupati Cilacap : Hormati Proses Hukum Serta Bahan Evaluasi BUMD
"Sekarang sudah masuk musim angin timuran. Pola angin ini cenderung konsisten dan cukup kuat. Dalam sepekan ke depan, tinggi gelombang laut di selatan Cilacap diperkirakan mencapai 2,5 hingga 4 meter," terang Nurfaizin.
Tinggi gelombang ini termasuk dalam kategori gelombang tinggi, yang berisiko bagi aktivitas pelayaran dan nelayan kecil.
Secara historis, lanjutnya, puncak gelombang tertinggi di wilayah selatan Jawa biasa terjadi pada akhir Juli hingga awal Agustus, bertepatan dengan puncak musim kemarau.
"Bagi nelayan dan masyarakat pesisir, kami imbau untuk selalu memperhatikan informasi prakiraan cuaca maritim dan jangan memaksakan melaut saat gelombang sedang tinggi," tambah Nurfaizin.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


