Ini Siasat Perajin Ketupat di Desa Datar Banyumas Menghadapi Kenaikan Harga Beras

Ini Siasat Perajin Ketupat di Desa Datar Banyumas Menghadapi Kenaikan Harga Beras

Perajin ketupat memasukkan beras ke dalam selongsong ketupat dari daun kelapa di Desa Datar, Sumbang, Banyumas, SeninĀ (26/2/2024).-Dimas Prabowo/Radarmas-

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Perajin ketupat di Desa Datar, Kecamatan Sumbang, Kabupaten BANYUMAS, Jawa Tengah, sedang menghadapi tantangan besar akibat kenaikan harga beras yang signifikan.

Harga beras kualitas medium yang merupakan bahan utama membuat ketupat satu bulan ini menyentuh harga Rp 16.000 per kilogramnya.

Purwanto (49), perajin ketupat sejak 2007 ini dengan terpaksa memperkecil ukuran ketupat agar tetap bisa bertahan, meski keuntungan juga menyusut.

Purwanto, yang telah belasan tahun menjadi perajin ketupat, mengeluhkan bahwa kenaikan harga beras telah menggerus keuntungannya secara signifikan. 

BACA JUGA:Harga Beras Naik, Pemkab Prioritas Pantau Dua Pasar Di Banyumas

BACA JUGA:Harga Beras Melambung, Ini Upaya Pemkab Cilacap

"Sekarang keuntungan tipis sekali, bahkan kadang enggak nutup modal. Makanya ukuran diperkecil satu persen lah, biar tidak terlalu kelihatan," ungkap Purwanto kepada wartawan, Senin (26/2/2024).

Padahal dalam sehari, Purwanto biasa memproduksi ketupat 2.300 buah ketupat hingga 2.500, dengan mengabiskan sekitar satu kuintal beras jenis medium.

"Harga satuannya tetap Rp 700, ga berani dinaikan. Yang penting pelanggan masih tetap dan tidak pergi saja," jelasnya.

Ketupat-ketupat tersebut dipasarkan Purwanto ke sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Banyumas setiap harinya.

Hal yang sama dirasakan Sukati (48), perajin ketupat lainnya di Desa Datar juga tengah mengalami situasi serupa.(dim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: