Sebagian Madrasah Kurang Terbuka Data PDBK pada Pendataan Emis

Sebagian Madrasah Kurang Terbuka Data PDBK pada Pendataan Emis

Kumpulan Madrasah Ibtidaiyah (MI) inklusi di Banyumas aktif berpartisipasi dalam kegiatan gebyar inklusi tahun lalu di Jatilawang.-Yudha Iman Primadi/Radar Banyuma-

PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Sebagian madrasah kurang terbuka terhadap keberadaan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK), pada pendataan Education Management Information System (Emis).

Project Management Unit (PMU) Madrasah Reform, Fakhruddin Karmani, MPd mengatakan, untuk mengetahui jumlah PDBK di madrasah, pihaknya melakukan identifikasi dan pendampingan. Bertujuan agar madrasah mau mengakui memiliki PDBK. Dalam penguatan kapasitas madrasah inklusi awal tahun ini di Baturraden, banyak terjadi sebagian madrasah kurang mau terbuka terkait keberadaan PDBK di pendataan Emis.

"Ada yang seperti disembunyikan. Karena satu merepotkan. Bingung sewaktu pembagian rapot menilainya. Tapi disisi lain kurang ikhlas kalau tidak mendapatkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)," katanya.

Fakhruddin menjelaskan, dengan kebimbangan tersebut, pada akhirnya sebagian madrasah tidak ambil pusing. PDBK diterima yang terpenting orang tua anak senang. Oleh karena itu, melalui pelatihan-pelatihan madrasah inklusi ditekankan, bahwa prinsip pendidikan adalah semua anak berhak mendapatkan layanan pendidikan yang sama.

BACA JUGA:Tingkatkan Mutu Madrasah, Kepala MAN 2 Banyumas Tanda Tangani MoU dengan UIN Saizu

BACA JUGA:Sembilan PPPK Kemenag Banyumas Berasal dari Pegawai Honorer di Kantor Kemenag dan Guru Madrasah Negeri

"Semua anak berhak masuk ruang kelas tidak boleh ada yang tertinggal satupun. Prinsip utamanya di situ," terang dia.

Dia mengungkapkan, sampai saat ini masalah di Kemenag adalah belum mempunyai layanan khusus atau unit khusus mengurusi inklusi. Di Kabupaten Banyumas, kondisi sekarang lebih baik dengan berdirinya satu Sekolah Luar Biasa (SLB) milik Lembaga Pendidikan Ma'arif NU di Cilongok. 

"Di Jateng itu hanya ada satu Madrasah Ibtidaitah Luar Biasa (MI LB) di Semarang. MTs dan MA belum punya. Artinya belum ada semacam best practice mengelola madrasah inklusi," pungkas Fakhruddin. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: