Angka Stunting Turun, Kematian Ibu dan Bayi di Ajibarang Tertinggi di Banyumas

Angka Stunting Turun, Kematian Ibu dan Bayi di Ajibarang Tertinggi di Banyumas

Camat Ajibarang (dua dari kanan) turun ke rumah-rumah warga mengkampanyekan pentingnya kesehatan pada ibu hamil dan pencegahan stunting di wilayahnya.-YUDHA IMAN PRIMADI/RADARMAS-

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Dalam sosialisasi ketahanan pangan di Desa Ajibarang Kulon, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten BANYUMAS pekan ini, diketahui Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kecamatan Ajibarang menjadi yang paling tinggi di Kabupaten BANYUMAS di tengah menurunnya angka stunting.

Camat Ajibarang, Arif Efendy mengatakan, AKI di Ajibarang sampai saat ini sebanyak empat orang. Sementara untuk Angka Kematian Bayi (AKB) sudah sembilan anak.

Dengan AKI dan AKB tertinggi di Banyumas, dirinya mengkampanyekan jika untuk satu kehamilan paling sedikit ibu hamil harus periksa enam kali ke bidan atau puskesmas, maka untuk wilayah Ajibarang dirinya meminta supaya ibu hamil memeriksakan kehamilannya untuk satu kehamilan sebanyak sembilan kali.

"Jadi setiap bulan harus periksa," katanya.

BACA JUGA:Anggaran Penanganan Stunting di Desa di Pekuncen, Banyumas Pas-Pasan, Tahun Depan Didorong Maksimal

BACA JUGA:Penggunaan Dana Desa di Banyumas Untuk PMT Stunting Diminta Tertib Administrasi

Arif menjelaskan, untuk memastikan keberhasilan kampanye tersebut, dirinya mempercayakan kepada 15 kepala desa dan ibu kepala desa di Ajibarang untuk mengawal. Agar setiap ibu hamil memeriksakan kehamilannya sebanyak sembilan kali untuk satu kali kehamilan.

Diungkapkan, hasil monitoringnya, operasi timbang serentak juga menunjukkan masih banyak persoalan terkait masalah penanganan stunting. "Meskipun stunting di Ajibarang turun. Dari  prevelensi 14 persen sekarang menjadi 10,3 persen," terang dia.

Arif berharap dengan turunnya angka stunting di Ajibarang tahun ini, pada tahun 2024 angka stunting Ajibarang turun lagi menjadi sembilan persen.

Untuk keberhasilan target tersebut, Arif meminta bantuan dan kerjasama dari seluruh kepala desa.

"Saya juga mengkampanyekan jangan kawin anak. Yang menikah dini per Juli tahun ini sudah ada 54 pasang. Belum lagi sampai Desember nanti," pungkas Arif. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: