Anggaran Penanganan Stunting di Desa di Pekuncen, Banyumas Pas-Pasan, Tahun Depan Didorong Maksimal

Anggaran Penanganan Stunting di Desa di Pekuncen, Banyumas Pas-Pasan, Tahun Depan Didorong Maksimal

Di sebagian desa pada wilayah Kecamatan Pekuncen, Banyumas, PMT pada Baduta resiko stunting usai launching Dapur Sehat (Dahsyat) langsung disusuli dengan suapan pertama pada anak.-YUDHA IMAN PRIMADI/RADARMAS-

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Pemerintah Kecamatan Pekuncen, Kabupaten BANYUMAS menyoroti minimnya anggaran penanganan stunting sebagian desa yang pas-pasan.

Salah satunya di Desa Krajan, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas. Dari kebutuhan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pemulihan rill hasil operasi timbang serentak bulan Agustus dimana terdata 15 bayi usia dua tahun (Baduta) berpotensi stunting, penganggaran PMT pemulihan hanya menyasar tiga Baduta sebagai prioritas.

Kasi Pemberdayaan Masyarakat (Permas) Kecamatan Pekuncen, Yunike Meideti mengatakan, di Desa Krajan Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, anggaran PMT pemulihan yang dianggarkan oleh desa untuk dua Baduta selama 90 hari sebesar Rp 4,5 juta.  Dari hasil rembug stunting yang dilaksanakan sekaligus dengan launching Dapur Sehat (Dahsyat), per Baduta setiap harinya menerima PMT pemulihan senilai kurang lebih Rp 17 ribu.

"Menunya ada puding buah naga, semur telur puyuh dan sop," katanya, Jumat (15/9/2023).

BACA JUGA:Kemiskinan Ekstrem Banyumas Masih 11,3 Persen, Masjid Didorong Bentuk Unit Pengumpul Zakat

BACA JUGA:Banyumas Diusulkan Tanggap Darurat Kekeringan

Yunike menjelaskan, pas-pasannya anggaran penanganan stunting di sebagian desa pada wilayah Pekuncen bukan salah desa. Seperti di Krajan, dari pihak desa menganggarkan Rp 4,5 juta karena dari hasil rembug stunting tingkat Kecamatan Pekuncen beberapa bulan lalu data Baduta resiko stunting di Krajan memang hanya dua orang. Setelah APBDes ditetapkan, angkanya bertambah mengikuti hasil operasi timbang serentak bulan lalu.

"Terbaru total 14 Baduta potensi stunting dan satu Baduta potensi stunting plus Balita Bawah Garis Merah (BGM) dengan hasil penimbangan dibawah garis merah pada buku Kartu Menuju Sehat (KMS)," terang dia.

Dirinya mendorong untuk tahun depan, 16 desa di wilayah Kecamatan Pekuncen diminta agar lebih optimal dalam penganggaran stunting. Tidak hanya untuk penanganan tetapi juga pencegahan. Masuk dalam APBDes induk, jika penganggaran PMT pemulihan lebih banyak dibandingkan jumlah hasil operasi timbang serentak anggaran dapat dialihkan. Namun sebaliknya jika kurang, sulit bagi desa karena harus menerapkan skala prioritas.

"Di Krajan dianggarkan PMT pemulihan untuk 15 balita ternyata dari hasil operasi timbang serentak misalnya tidak ada yang berpotensi stunting alhamdulillah," pungkas Yunike. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: