Lahirkan Siswa Sportif, Peduli Jadi Kebiasaan

Lahirkan Siswa Sportif, Peduli Jadi Kebiasaan

Sekolah Multikultural dan Agama KBTK, SD, SMP, SMA Nasional 3 Bahasa Putera Harapan (3) Jika Anda berencana untuk satu tahun, tanamlah padi Jika Anda berencana selama sepuluh tahun, tanamlah pohon Jika Anda berencana untuk sepanjang masa, didiklah manusia ESTAFET : Siswa Sekolah Nasional 3 Bahasa Putera Harapan belajar kerjasama dalam lomba lari estafet dalam Olympic Games yang dilaksanakan di GOR Satria Purwokerto. --------------- Ratusan siswa sekolah Nasional 3 Bahasa Putera Harapan bermandi keringat. Semua pun bergembira. Mereka berlomba dan saling bekerjasama di Puhua Olympic Games. Ini acara rutin tahunan. Dihelat di area GOR Satria Purwokerto. Olympic Games itu dimulai dengan parade peserta. Diikuti siswa KBTK, SD, SMP, SMA Nasional 3 Bahasa Putera Harapan. Tampil pula pementasan wushu dan barongsai oleh siswa SD-SMP. Kepala SMP Nasional 3 Bahasa Putera Harapan F David Ludiranto MHum menuturkan, Olympic Games digagas untuk melatih sportivitas dan ketangkasan siswa. Tentu saja juga baik untuk kesehatan. Kalah atau menang ialah hal biasa. "Tapi kebesaran olahraga yakni semangat sportivitas itu yang kita jaga," kata dia. Puhua Olympic Games memang hanya sehari dalam setahun. Tapi, proses siswa untuk mengikutinya itu yang sungguh penuh makna. Siswa tak ingin hanya sekedar ikut tanpa memperlihatkan kemampuan terbaiknya. Mereka melatih dirinya. Mereka belajar bermain dan bekerjasama dalam satu tim. Yang juara tentu gembira. Yang kalah bertanding pastinya sedih. Itu manusiawi. Namun yang membanggakan ialah, menurut David , siswa yang kalah itu mengucapkan selamat kepada pemenang. Dan, sang juara pun membesarkan hati 'lawannya'. "Ini bagian upaya kami melahirkan siswa berjiwa sportif. Tidak hanya dalam olahraga, juga di bidang lainnya," ujar David. Dia mengatakan, sekolah Nasional 3 Bahasa Putera Harapan memberi perhatian terhadap kemampuan non akademik siswa. Bagi sekolah tersebut, tiap siswa ialah unik. Tiap siswa memiliki bakat atau kemampuan berbeda. Tugas mulia pendidik ialah membuat kemampuan atau bakat siswa semakin melejit. David mengingatkan, kemampuan akademik itu bisa jadi hanya salah satu kunci sukses. Masih banyak kunci-kunci sukses yang lainnya. "Di sini, kami bersama berusaha menemukan kunci-kunci sukses para siswa," katanya. Maka, beberapa deret prestasi yang berhasil diraih siswa sekolah Nasional 3 Bahasa Putera Harapan, diantaranya : juara nasional Popnas Renang, juara lomba mandarin provinsi, juara debat bahasa Inggris, dan GP Championship for Penabur Internasional Choir Fest 2017. Ada pula kampiun menyanyi level provinsi, lomba story telling Banyumas, favorit karya tulis ilmiah nasional, dan penghargaan dalam festival film cah sekolah. Sementara, saat disinggung tentang biaya sekolah yang dianggap mahal, David mengatakan, "Kata mahal itu tentu relatif. Kami mesti sampaikan , kami selalu berusaha memberikan yang lebih untuk siswa,". Dia pun menuturkan, pihak sekolah juga memberikan subsidi bagi siswa yang tak mampu. Selain itu disiapkan pula beasiswa bagi siswa berprestasi. Bahkan, ada siswa yang diberikakan beasiswa bebas SPP bulanan karena prestasinya di tingkat nasional. "Selama ini juga banyak donatur yang mendukung sekolah ini tetap memiliki semangat sosial," imbuhnya. Menjaga semangat sosial itu hal penting di sekolah Nasional 3 Bahasa Putera Harapan. Sebagai gambaran, saat ramadan lalu, siswa diajak menyisihkan uang saku mereka. Jumlahnya terserah yang penting ikhlas. Uang saku itu lantas dikumpulkan. "Lalu kita bersama-sama memberikan bingkisan lebaran. Dari yang paling dekat, ke warga sekolah yang dinilai membutuhkan," katanya. Tak hanya di moment bulan puasa. Siswa juga diajak melakukan kegiatan-kegiatan sosial lain. Mulai paling sederhana, menjenguk dan mendoakan teman yang sakit. "Jadi, rasa peduli sudah kami tanamkan dalam diri siswa sejak dini," katanya. Saat terjadi bencana gempa di Banjarnegara, sekolah bersama OSIS SMP dan SMA melakukan penggalangan dana. Hasilnya lalu diantar ke lokasi bencana. Terpisah, salah satu pengurus yayasan Kartika Widjaja menuturkan, didirikannya sekolah Nasional 3 Bahasa Putera Harapan ialah membentuk karakter siswa yang kuat. Selain itu, menyiapkan siswa menghadapi tantangan global. "Penguasaan bahasa mandarin dan Inggris menjadi perhatian kami. Kami ingin anak-anak tak gagap menghadapi tantangan global," katanya. Para pendiri sekolah Nasional 3 Bahasa Putera Harapan, kata Kartika Widjaja, diantaranya terinspirasi kalimat bijak dari pepatah lama Tiongkok: Jika Anda berencana untuk satu tahun, tanamlah padi Jika Anda berencana selama sepuluh tahun, tanamlah pohon Jika Anda berencana untuk sepanjang masa, didiklah manusia "Karakter yang peduli, tak mudah menyerah, dan sportif, ialah karakter yang mesti dimiliki generasi penerus bangsa. Kami berencana untuk sepanjang masa, maka kami memilih mendidik manusia," tutupnya. (yudhis/habis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: