Gecot Pak Sis, Kuliner Legendaris Purbalingga 30 Tahun Eksis

Gecot Pak Sis, Kuliner Legendaris Purbalingga 30 Tahun Eksis

Tahu Gecot Khas Sokaraja Banyumas-cookpad-

RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Bicara mengenai urusan kuliner memang tak pernah ada habisnya, termasuk juga dengan daerah Purbalingga yang memiliki ragam budaya dan Kuliner Legendaris.

Hal ini sama berlaku juga dengan salah satu kiliner Purbalingga, yaitu Gecot Pak Sis yang telah menjadi legenda selama 30 tahun dan masih dicari-cari oleh para penggemar kuliner.

Lokasinya terletak di kios yang sederhana di Jalan Isdiman, tepatnya di sebelah timur Radio SBS Purbalingga.

Perjalanan panjang dalam dunia pergecotan telah membawa Pak Sis untuk merintis usahanya sampai mengalami 3 kali perpindahan tempat penjualan.

 

BACA JUGA:Soto Kriyik Bu Karsini, Kuliner Legendaris Purbalingga Sejak 1960

BACA JUGA:Nasi Goreng Flamboyan, Kuliner Melegenda Purbalingga yang Harus Dicoba

 

Hal ini disebabkan karena tempat mangkal Gecot Pak Sis yang merupakan menggunakan tempat kios sewaan, dengan biaya sewa yang naik setiap tahun.

Keunikan Cita Rasa Gecot Pak Sis

Sambal yang dibuat  oleh Pak Sis terbuat dari cabai rawit yang telah diukus, kacang tanah yang digoreng, kemudian dihaluskan bersama gula Jawa dan sedikit garam.

Cita rasa berbeda dari sambal gejot Pak Sis dikarenakan oleh penambahan bawang putih mentah yang memberikan rasa yang kuat, terutama rasa bawangnya.

Selain itu, para pengunjung dapat memesan tingkat kepedasan sesuai preferensi, mulai dari sedang hingga pedas bahkan super pedas.

BACA JUGA:5 Kuliner Khas Purbalingga: Ada yang Sulit Ditemui di Tempat Lain!

 

BACA JUGA:Soto Kriyik Bu Karsini Khas Purbalingga, Kuliner Legendaris yang Masih Eksis

Yang menjadi ciri khas Gecot Pak Sis adalah adanya bawang merah goreng sebagai hiasan di atasnya. Dari segi rasa dan jumlah hidangan ini sangat cocok untuk masyarakat dengan kantong yang terbatas.

Sebelum dicampurkan, tahu putih digoreng terlebih dahulu untuk memberikan rasa gurih pada gecot, seperti kebanyakan gejot lainya hidangan ini terdiri dari potongan tahu goreng, ketupat, sayur kol, dan kerupuk.

Sejarah Gecot Pak Sis 

Cerita Gecot Pak Sis dimulai dari 15 tahun pertama di depan PMI Purbalingga, lalu pindah ke depan Hotel Utama dan bertahan selama 10 tahun, dan kini telah berada di lokasi baru selama 5 tahun.

Pak Sis telah menjalankan usahanya sejak tiga dekade yang lalu, berbagi tempat dengan warung makan Tamansari ketika masih berlokasi dekat dengan PMI Purbalingga.

Saat ini, Warung Tamansari sudah memiliki kos sendiri, sedangkan usaha milik Pak Sis masih berstatus kontrak dan mengharuskannya untuk selalu berpindah-pindah tempat jualannya.

Kesederhanaan warung gejot Pak Sis masih terasa dari susunan meja dan bangku panjangnya yang masih terbuat dari kayu jawa. 

BACA JUGA:Luar Biasa, Festival Angkringan dan Kuliner Raup Omzet Ratusan Juta

BACA JUGA:Usaha Kuliner di Purbalingga yang Terdaftar Masih Dibawah 0,1 Persen dari Jumlah Penduduk

 

 

Bukan warung yang kekinian dengan meja stainless atau meja kopi ala anak muda. Depan warungnya juga hanya terdapat spanduk bertuliskan “ Gecot Pak Sis”.

Mengingat usianya Pak Sis yang sudah lanjut, namun hingga saat ini beliau belum orang yang tepat untuk melakukan regenerasi usahanya.

karena ketiga anaknya adalah perempuan, sedangkan berjualan membutuhkan tenaga ekstra karena warung Gecot Pak Sis buka dari pukul 10 pagi hingga jam 8 malam setiap hari.

Harga Gecot Pak Sis

Soal harga kamu tidak perlu khawatir, karena Gecot Pak Sis tidak mematok harga yang terlalu tinggi untuk satu hidangan gecot pak sis.

Kamu jugab bisa memilih gecot yang memakai ketupat atau tidak memakai ketupat, dengan harga yang juga sama.

Cukup dengan membayar Rp 16.000/ porsi kamu sudah bisa menikmati kuliner legendaris ini, selain itu disini juga tersedia berbagai minuman mulai dari harga yang juga cukup terjangkau.

Untuk harga minuman di Warung Gecot Pak Sis mulai dari RP 5.000 untuk air mineral dan Rp 4.500 untuk sebotol es teh. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: