Orangtua Siswa PAUD Ikuti Sosialisasi Psikologi

Orangtua Siswa PAUD Ikuti Sosialisasi Psikologi

Ubah Pola Pengasuhan PURBALINGGA - Sebanyak 40 orangtua dan wali anak peserta Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Istiqomah, mengikuti program pendidikan karakter atau sosialisasi psikologi di komplek PA Daarul Istiqomah, Babakan, Kalimanah, Rabu (12/4). “Kami mengundang Pak Soiman Fajari ST dari Lembaga Psikologi Terapa Saraswati Purwokerto sebagai narasumber,” ujar Wakil Ketua PA Daarul Istiqomah, H Djoko Tri Winarso SE saat memberikan sambutan. Dia mengatakan, sesuai harapan pendiri yayasan, tidak hanya ingin membantu secara jasmani pada anak-anak yang kurang mampu dan anak yatim, tapi juga berharap yayasan bisa memberikan pendidikan dasar yang paling mendasar bagi anak-anak. “Bagaimanapun juga, kedepan kita menghadapi era yang sangat penuh dengan tantangan. Kita tahu dari kacamata Islam bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaana bersih, suci, tidak punya dosa. Tapi kalau sudah memasuki usia yang mungkin anak lebih banyak berada di luar rumah atau keluarga, ini permasalahan yang penuh dengan tantangan yang dihadapi para orang orangtua,” ujar Djoko, mantan Kabag Humas Setda Purbalingga. Menurutnya, kalau anak sudah banyak bermain dan pergaulan di luaar rumah, orangtua anak sulit memantau. Meskipun guru di sekolah sudah mengarahkan juga guru agama. “Tapi kalau anak di rumah, dalam keluarga sudah dibekali dengan bekal ilmu. Termasuk ilmu kejiwaan yang kuat, Insya Allah anak-anak PAUD Istiqomah akan menjadi anak-anak yang soleh dan solehah,” ujar Djoko. Sementara itu, narasumber dari Lembaga Psikologi Terapan Saraswati, Soiman Fajari ST mengatakan, program pendidkan karakter bagi anak usia dini sangat penting. Tujuan utamanya agar orangtua bisa menciptakan kondisi di rumah untuk membentuk karakter anak yang lebih baik lagi. Menurut dia, banyak orangtua di rumah yang tanpa sadar pola pengasuhannya sudah membentuk karakter anak menjadi negatif. Misalnya, anak yang takut gagal, takut kalah, takut mencoba. Kemudian disuruh masih plintat-plintut. Disuruh maju, harus ditarik. “Karakter seperti itu sebenarnya akibat dari pola pengasuhan yang diberikan orangtuanya. Misalnya yang tanpa mereka sadari terlalu sering membanding-bandingkan. Atau terlalu sering menakut-nakuti. Hal itu berdampak negatif bagi anak,” katanya. Menurutnya, diperlukan pemeriksaan psikologi anak agar tahu kondisi detail anak. Dengan orangtua lebih paham kondisi anak secara detail, bisa sebagai modal awal untuk perbaikan karakter anak ke depannya. Kunci utamanya mengubah pola pengasuhan orangtua di rumah. (adv/nis/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: