Kasus Stunting, Kabupaten Banyumas Berada di Urutan 11 di Jawa Tengah

Kasus Stunting, Kabupaten Banyumas Berada di Urutan 11 di Jawa Tengah

Dalam kegiatan upacara HKN ke-59 tingkat Kabupaten Banyumas di halaman Gerbang Mandala Wisata Baturraden, Senin (13/11/2023), Pj Bupati meminta kenaikan AKB untuk diwaspadai.-YUDHA IMAN PRIMADI/RADARMAS-

PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Dalam upacara sebagai puncak acara Hari Kesehatan Nasional ke-59 tingkat Kabupaten Banyumas di halaman Gerbang Mandala Wisata Baturraden pada Senin (13/11/2023) pagi, Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro mengingatkan untuk mewaspadai kenaikan angka kematian bayi di tengah penurunan prevelensi balita stunting dan angka kematian ibu.

Pj Bupati Banyumas dalam amanatnya selaku inspektur upacara mengingatkan sebagai upaya mewujudkan Indonesia Maju dengan sumber daya kesehatan yang berkualitas, salah satu isu penting yang harus diselesaikan adalah persoalan balita stunting.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevelensi balita stunting Kabupaten Banyumas menurun dari 21,6 persen pada tahun 2021 menjadi 16,16 persen pada tahun 2022. Namun, Kabupaten Banyumas masih berada di urutan nomor 11 di Jawa Tengah untuk kasus stunting.

"Maka dari itu kita harus selesaikan dengan serius persoalan stunting ini untuk mencapai target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024 nanti," katanya.

BACA JUGA:Bantuan Langsung Tunai Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Cair Bulan Ini

BACA JUGA:5 Kecamatan Rawan Terdampak Potensi Bencana Gunung Slamet

Hanung meminta kepada seluruh tim penggerak PKK di Banyumas untuk memaksimalkan peran kader PKK hingga ke tingkat desa wisma dalam mengedukasi remaja dan orangtuanya dalam rangka pendewasaan usia perkawinan serta mengedukasi pasangan usia subur yang belum mengikuti program Keluarga Berencana (KB).

Selain itu, tingkatkan gerakan ayo ke Posyandu dan Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) untuk memantau tumbuh kembang balita, deteksi dini stunting dan penyakit penyerta pada bayi baru lahir. Yang tidak kalah penting tingkatkan Pemberian Makanaan Tambahan (PMT) bergizi yang murah dan mudah didapat dan yang terakhir mengoptimalkan kerja tim pendamping keluarga.

"Prevelensi balita stunting, kematian ibu melahirkan dan kematian bayi adalah tiga hal yang menjadi satu paket yang perlu ditekan agar angkanya terus menurun," ingat dia.

Dilanjutkan, untuk Angka Kematian Ibu (AKI) di Banyumas berangsur turun dari 44 kasus pada tahun 2021 menjadi 24 kasus pada tahun 2022. Dengan angka tersebut Kabupaten Banyumas berada di posisi keempat kasus AKI seJateng. Kemudian untuk Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami kenaikan dari 219 kasus pada tahun 2021 menjadi 229 kasus pada tahun 2022 dengan posisi kedua seJateng.

"Harus diwaspadai. Saya minta semua pihak terkait kesehatan ibu dan anak bisa mengambil langkah-langkah antisipatif menekan AKI dan AKB. Mari ciptakaan generasi muda yang sehat sebagai bagian dari upaya kita bersama mewujudkan Indonesia Maju," pungkas Hanung. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: