Tradisi Khas dari Banyumas, Ritual Cowongan untuk Memanggil Hujan

Tradisi Khas dari Banyumas, Ritual Cowongan untuk Memanggil Hujan

radisi Khas dari Banyumas, Ritual Cowongan untuk Memanggil Hujan-Sumber dari website www.lensanesia.com-

BACA JUGA:5 Rekomendasi Hotel di Purwokerto untuk Liburan Menyenangkan dan Nyaman Bareng Orang Tersayang

BACA JUGA:Ini Sejarah Kesenian Tari Ebeg atau Kuda Lumping Khas Banyumas

Dari ke dua itu sangat berkaitan erat dalam menumbuhkan nilai - nilai antara petani, alam, dan sang pencipta. 

Masyarakat daerah setempat menjelaskan, tujuan ritual upacara cowongan masih sangat dilestarikan sampai sekarang. 

Supaya para anak muda di zaman sekarang dapat pintar membaca alam sebagai suatu alat belajar di dalam nilai kehidupan.

Dan tidak hanya itu, tetapi juga dilakukan sebagai bentuk rasa bangga terhadap para leluhur.

BACA JUGA:5 Peluang Karir yang Menjanjikan untuk Lulusan Ilmu Komputer, Apakah Kamu Berminat?

BACA JUGA:Berkunjung ke Banyumas? Wajib Cobain Makanan Khas Banyumas Ini!

Meski pada zaman dulu belum ada para pemuka agama maupun pendidikan. Tetapi para leluhur sudah kenal bagaimana cara melakukan komunikasi dengan sesama, alam, dan Sang Pencipta.

Yaitu kebersamaan yang diciptakan dari acara upacara cowongan tersebut. Yang dapat menumbuhkan nilai – nilai kumuliaan dan kebahagiaan dengan sesama.

Ada beberapa rangkaiaan yang dilakukan dalam upacara cowongan yaitu sebagai berikut :

  1. upacara cowongan biasanya diawali dengan beberapa pertunjukan seni dari berbagai pelaku seni yang biasanya di dukung dengan beraneka ragam pernak–pernik hasil bumi.
  2. Kemudian para petani dan masyarakat melakukan arak –arakan atau pawai  dengan membawa boneka cowongan dan bidadari yang dipandu sebagai gambaran dewa yang nanti akan memuat air hujan turun.
  3. Lalu sesampainya di lapangan, upacara pertunjukan biasanya akan ada awalan hiruk pikuk orang–orang sebagai tanda kehidupan.
  4. Kemudian pertunjukan di lapangan biasanya di bawakan oleh orang tua yang seolah – olah kebingungan mencari hasil pertanian yang tidak ada dikarenakan kemarau panjang.
  5. Selanjutnya yaitu pembacaan mantra–mantra oleh para leluhur dengan tujuan untuk memanggil para bidadari biasanya dipandu dan diiringi para punggawa.
  6. Dan nanti nya akan muncul rombongan sebagai tanda penghuni alam gaib karena kejadian kemarau yang panjang.
  7. Dalam pertunjukan tersebut para penghuni alam gaib memberi usulan kepada sang dewa agar menurunkan air hujan supaya tugas menganggu para manusia dapat berjalan. 
  8. Karena jika manusia kekurangan air maka akan musnah mereka dari bumi. 
  9. Hadirnya bidadari, manusia , dan alam gaib atau macam–macam bentuk lainnya yaitu memberi suatu nilai yaitu pada dasarnya hidup saling berdampingan. 
  10. Nah setelah itu, hujan turun kemudian digambarkan dengan suara sorakan dan kegembiraan para petani dan masyarakat menyambut tanaman bertumbuh bagi hidup keturunan selanjutnya. 
  11. Oleh sebab itu ritual upacara cowongan menjadikan tanda syukur para petani dan masyarakat karena turunnya air hujan. 

BACA JUGA:Kesenian Ebeg: Budaya Banyumasan yang Aktraktif

BACA JUGA:Wajib Dikunjungi! 5 Cafe di Banyumas yang Cocok Untuk Nongkrong Bareng Bestie

Makna dari mantra–mantra yang diucapkan dalam ritual tersebut adalah nilai kasih sayang. Yaitu menandakan nilai kasih sayang antar sesama alam dan tuhan.

Ini merupakan suatu komunikasi yang luar biasa. Karena para petani sangat dekat dengan sang pencipta dan alam. Nah itu tadi salah satu Tradisi Khas dari Banyumas, yaitu Ritual Cowongan untuk Memanggil Hujan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: