Debit Air Berkurang, Pengairan Bendung Sengon ke 89 Hektare Sawah Dijadwal
Bendung Sengon yang debit air mengalami pengurangan menjadi spot mancing, Kamis (1/6). UPTD membuat jadwal giliran pengairan ke sawah.-Fijri Rahmawati/Radar Banyumas-
BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Debit air di Bendung Sengon mengalami penurunan. Terdampak tidak adanya hujan sejak beberapa waktu terakhir.
Data dari Petugas Pintu Air, Aris Septianto, bahwa hasil pengukuran curah hujan adalah nol sejak Sabtu, 13 Mei lalu. Dengan demikian, tidak turun hujan sudah lebih dari setengah bulan lamanya.
Mantri Pengairan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pekerjaan Umum (UPTD PU) Wilayah Sumpiuh, Teguh Dumadi mencatat, debit air bendung telah berkurang antara 25 sampai 30 persen.
BACA JUGA:KPU Banyumas Temukan 102 Calon Pemilih Berusia di Atas 100 Tahun
Sedangkan ada areal persawahan yang masih membutuhkan pengairan dari bendung, dengan total seluas 89 hektare. Umur tanaman padi rata-rata antara 15 sampai 30 hari setelah tanam.
"Sehubungan dengan hal tersebut, UPTD Sumpiuh membuat jadwal giliran pengairan per pintu sadap. Agar terjadi pemerataan sehingga kebutuhan air tercukupi," papar Teguh.
Teguh merinci, Bendung Sengon mengairi areal persawahan di Kelurahan Kebokura 53 hektare. Lalu, seluas 36 hektare sawah di Desa Pandak.
BACA JUGA:Harlah Pancasila Jadi Momentum Kendalikan Perpecahan di Tahun Politik
Berdasarkan hasil kesepakatan dengan pihak P3A, Gapoktan, kelurahan, dan desa, diperoleh pembagian jadwal pengairan ke sawah.
Bendung Sengon terdapat enam pintu sadap. Dalam satu minggu, jadwal dua hari untuk mengairi sawah di Pandak. Sehingga, dalam kurun waktu tersebut hanya pintu sadap ke Pandak yang dibuka.
"Jadwal pembagian air dari Bendung Sengon berlaku mulai Senin, 5 Juni. Saat ini, enam pintu sadap masih dibuka semua," imbuh Teguh.
BACA JUGA:Diduga Akibat Kebocoran Gas, 'Rocket Chicken' di Karangpucung Terbakar
UPTD berharap pihak terkait komitmen dengan jadwal yang telah disepakati bersama. Taat pada giliran buka tutup pintu sadap. Sehingga, semoga tanaman padi bisa diselamatkan semua dari ancaman krisis air. (fij)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: