Waduh, Tingkat Kekeruhan Sungai Serayu Meningkat, Produksi Air PDAM di Pos Intake Pegalongan Tak Maksimal

Waduh, Tingkat Kekeruhan Sungai Serayu Meningkat, Produksi Air PDAM di Pos Intake Pegalongan Tak Maksimal

Petugas saat mengecek tingkat kekeruhan air sungai serayu, Jumat (31/3).--

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID- Meningkat kekeruhan di air Sungai Serayu berdampak pada menurunya produksi air bersih PDAM di wilayah Kabupaten Banyumas, Jumat (31/3).

Hal ini diungkapkan, Wipi, Direktur Teknik PDAM Tirta Satria. 

Ia mengatakan, kenaikkan kekeruhan air sungai Serayu terjadi pada Jumat (31/3) pukul 06.00 WIB pagi tadi. 

"Jam 06.00 WIB sebesar 5.800 dan naik menjadi 5.900 pada jam 13.00 WIB siang hari di Pos Intake PDAM Kaliori yang juga berdampak pada Pos Intake Pegalongan," katanya. 

Lantaran kejadian itu, pihaknya pun mengupayakan pengurangan produksi dikarenakan kondisi air tidak memenuhi persyaratan untuk diolah.

"Hal ini akan berpengaruh pada penyediaan air minum yang dikelola melalui Intake Kaliori sebanyak 6.000 pelanggan," lanjutnya. 

Sedangkan untuk intake Pegalongan akan berdampak pada 12.000 pelanggan di daerah Purwokerto bagian Selatan.

"Untuk mencapai batas normal pelayanan belum dapat dipastikan karena tergantung pada kondisi kekeruhan Serayu," jelasnya. 

Sementara itu, Ade Tatang Mulyana, Manager Enginering PT PLN Indonesia Power Mrica Power Generation Unit mengungkapan, kaget dengan kenaikkan kekeruhan di Sungai Serayu.

Apalagi menurutnya, pihaknya melakukan flushing Kamis (30/3) pukul 13.00 WIB secara terkontrol selama 30 menit dengan debit air sebesar 484 m3 per detik dimana pada 5 menit pertama biasanya akan menggelontorkan 30 sampai dengan 50 persen lumpur dan 25 menit berikutnya kandungan lumpur hanya 5 persen saja.

"Sehingga diharapkan tidak mempengaruhi kualitas air sungai. Dan secara logika bila terjadi kekeruhan akibat flushing akan berdampak di hilir 6 sampai 8 jam setelahnya," katanya. 

Metode Flushing yang dilaksanakan oleh PT PLN Indonesia Power Mrica Power Generation Unit menurutnya, ada dua metode. 

"Metode Flushing time based, yakni pada saat musim hujan dengan intensitas tinggi dilakukan satu kali dalam satu minggu, dan pada musim kemarau satu kali dalam satu bulan," sambungnya. 

Lalu yang kedua adalam metode Flushing berbasis kondisi (Condition Based) yakni flushing akan dilakukan tergantung pada kondisi ketinggian level sedimen didepan intake. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: